REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengumumkan pemulangan 365 ribu pengungsi Suriah ke negara asalnya. Mereka ditempatkan di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi target operasi militer Ankara.
"Kami telah menciptakan dasar untuk kembalinya warga Suriah yang berada di negara kami dengan wilayah yang telah kami amankan. Sejauh ini 365 ribu warga Suriah telah kembali," kata Erdogan pada Ahad, dikutip laman Daily Sabah.
Dia mengklaim bahwa 8.100 kilometer persegi wilayah di Suriah telah diamankan pasukan Turki. Hal itu tercapai setelah Ankara melancarkan tiga operasi militer ke negara tersebut.
Turki memang ingin mendirikan zona aman sejauh 30-40 kilometer dari wilayah perbatasannya ke Suriah utara. Ankara hendak membangun 140 desa dan 10 pusat distrik di zona tersebut.
Masing-masing lokasi diproyeksikan dapat menampung antara 5.000 hingga 30 ribu pengungsi Suriah. Fasilitas penunjang kebutuhan dan kegiatan pun akan dibangun agar warga Suriah dapat hidup layak.
Pada Jumat (8/11) lalu, Erdogan menyatakan bahwa pasukan negaranya tidak akan hengkang dari Suriah sebelum negara-negara lain melakukan hal serupa.
"Kami tidak akan pergi dari sini (Suriah) sampai negara-negara lain keluar. Kami tidak akan berhenti (melancarkan serangan militer) sampai setiap teroris terakhir meninggalkan wilayah ini," kata Erdogan pada Jumat (8/11), dikutip laman Aljazirah. Teroris yang dimaksud dalam pernyataan Erdogan mengacu pada kelompok YPG, komponen Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.
Pada 9 Oktober lalu Turki memulai operasi militer di timur laut Suriah. Dalam operasi yang diberi nama “Operation Peace Spring” itu Ankara hendak menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan antara Suriah dan Turki.
Erdogan sempat mengancam akan mengirim jutaan pengungsi Suriah ke Eropa. Hal itu dilakukan jika Uni Eropa melabeli operasi militer Turki di Suriah sebagai invasi.
“Hei Uni Eropa, bangun. Saya katakan lagi, jika Anda mencoba membingkai operasi (militer) kami di sana (Suriah) sebagai invasi, tugas kami sederhana, kami akan membuka pintu dan mengirim 3,6 juta migran kepada Anda,” kata Erdogan dalam sebuah pidato pada 10 Oktober lalu.
Turki diketahui menampung 3,6 juta pengungsi selama delapan tahun konflik Suriah. Di bawah perjanjian 2016 dengan Uni Eropa, Turki sepakat untuk mencegah para pengungsi pergi ke Eropa. Sebagai imbalannya, Turki memperoleh imbalan dana 6 miliar euro dan perjalanan bebas visa ke Eropa bagi warganya.