REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Badai siklon Bulbul melanda wilayah pesisir Bangladesh dan India, Ahad (10/11). Sedikitnya 13 orang dilaporkan meninggal dunia.
Lebih dari dua juta orang lainnya terpaksa menghabiskan malam di tempat pengungsian. Badai membawa angin hingga 120 kilometer per jam dan memporak-porandakan ribuan rumah, menumbangkan pohon, dan meluapkan sungai hingga banjir.
BBC mencatat, lima dari enam orang yang kehilangan nyawanya di Bangladesh tertimpa pohon tumbang. Kelima korban yang tertimpa pohon di Bangladesh termasuk wanita berusia 52 tahun yang meninggal ketika sebuah pohon besar menimpa rumahnya. Sementara satu nelayan berusia 60 tahun meninggal setelah mengabaikan peringatan evakuasi.
Seorang pejabat di distrik Bhola, Bangladesh mengkhawatirkan meningkatnya jumlah korban setelah dua kapal penangkap ikan yang membawa lebih dari 30 orang gagal kembali. Para pejabat mengatakan, meningkatnya korban dapat dihindari karena orang-orang dievakuasi tepat pada waktunya. Pihak berwenang mengatakan, badai kini melemah.
Sekitar 1.200 wisatawan yang kebanyakan dari mereka warga Bangladesh, terjebak di Pulau St Martin, bagian dari Cox's Bazar. "Mereka semua akan diselamatkan," kata pejabat.
Layanan di banyak pelabuhan dan bandara di wilayah itu juga ditangguhkan termasuk bandara Kolkata yang sibuk. Dua pelabuhan terbesar Bangladesh, Mongla dan Chittagong, ditutup dan penerbangan ke bandara Chittagong dihentikan.
Pantai dataran rendah Bangladesh memang sering dilanda topan yang mematikan, tetapi negara itu telah berhasil mengurangi jumlah korban dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Pengelolaan Bencana India mengatakan tujuh warga meninggal dunia di negara bagian Benggala Barat, India.