Senin 11 Nov 2019 11:52 WIB

Iran Menemukan Ladang Minyak Baru Berisi 50 Miliar Barel

Ini adalah hadiah kecil dari pemerintah untuk warga Iran.

Red:
.
.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negeri itu telah menemukan ladang minyak baru yang berisi sekitar 50 miliar barel. Penemuan ini bisa memperbesar cadangan minyak Iran sebanyak 30 persen di tengah sanksi ekonomi dari Amerika Serikat.

Temuan Ladang Minyak Baru Iran

 

Pengumuman dari Presiden Rouhani terjadi di saat Iran menghadapi tekanan ekonomi berat karena sanksi setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran tahun lalu.

Dalam pidato di depan massa di kota Yazd, Rouhani mengataikan ladang minyak besar ini berada di provinsi Khuzestan dengan kapasitas sekitar 53 miliar barel minyak mentah.

"Ini adalah hadiah kecil dari pemerintah untuk warga Iran," katanya.

"Kami mengumumkan kepada Amerika hari ini bahwa kita adalah negara kaya dan meski adanya permusuhan dan sanksi yang kejam pekerja minyak dan para insinyur Iran berhassil menemukan ladang minyak ini."

Menurut Rouhani, ladang yang terletak sekitar 80 meter di bawah permukaan tanah ini memajang sekitar 200 kilometer dari Khuzestan ke kota Omidiyeh di Irak.

Temuan ini akan menambah cadangan minyak sebesar 34 persen lagi, yang menurut perusahaan energi besar dunia BP akan menjadi 155,6 miliar barel.

Sanksi AS menghalangi ekspor minyak

 

Cadangan minyak biasanya merujuk kepada minyak mentah yang sudah bisa diambil dengan mudah. Angka cadangan minyak ini berbeda untuk masing-masing negara karena standar yang digunakan berbeda, meski ini biasanya digunakan untuk perbandingan produksi minyak antarnegara.

Iran saat ini memiliki cadangan minyak keempat terbesar di dunia untuk minyak mentah, dan cadangan gas alam terbesar kedua di dunia. Iran memiliki ladang minyak pantai di Teluk Persia, yang dikelola bersama dengan Qatar.

Bila ladang minyak baru ini memang terbukti benar, ini akan membuat Iran naik ke peringkat ketiga terbesar dalam cadangan minyak, di belakang posisi kedua Arab Saudi.

Namun masih harus dilihat bagaimana negara tersebut bisa memanfaatkan ladang minyak baru tersebut. Perusahaan atau negara yang membeli miyak dari Iran akan menghadapi sanksi dari Amerika Serikat.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

ABC/wires

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement