REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengatakan menghentikan kekerasan menjadi hal yang paling penting di Hong Kong. Sebelumnya Amerika Serikat (AS) mengecam 'kekuatan mematikan yang tidak bisa dibenarkan' dalam kekerasan terakhir.
AS juga meminta Cina mempertahankan komitmen mereka menjaga kebebasan berekspresi di pulau tersebut. Pada Selasa (12/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan saat ini yang paling penting adalah menghentikan kekerasan di Hong Kong.
Polisi menembak seorang pengunjuk rasa hingga terluka serius. Pada Senin (11/11) kemarin juga ada seorang laki-laki melakukan pembakaran.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam membuat pernyataan keras terhadap para demonstran yang belum mau menyerah melakukan unjuk rasa. Dia menilai mereka yang turun ke jalan sudah menjadi musuh rakyat karena menggunakan kekerasan.
"Kekerasan telah jauh melampaui seruan untuk demokrasi dan para demonstran sekarang menjadi musuh rakyat," Lam dalam pidato yang ditayangkan televisi.
Lam pun dengan tegas tidak akan mengabulkan tuntutan politik yang diserukan oleh pengunjuk rasa. Pemerintah Hong Kong tidak akan menyerah, meski kekerasan dilakukan oleh demonstran dan tekanan terus dilakukan.
"Saya membuat pernyataan ini jelas dan keras di sini: itu tidak akan terjadi," kata Lam.