Kamis 14 Nov 2019 08:18 WIB

Hong Kong Berada di Ambang Kehancuran Total

Protes terus berlanjut di Hong Kong setelah semalam berlalu penuh kekerasan. Pihak berwenang menargetkan pengetatan keamanan di kampus-kampus universitas, tempat terjadinya bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/A. Perawongmetha
Reuters/A. Perawongmetha

Pihak berwenang pun meningkatkan level pengamanan di sekitar Hong Kong pada hari Rabu (13/11) setelah terjadinya kekerasan baru. Sejumlah bentrokan terjadi di kampus-kampus universitas, dan sejumlah besar siswa bergabung dalam protes anti pemerintah, meski Kepala Pemerintahan Hong Kong, Carrie Lam, telah mendesak para mahasiswa untuk mematuhi hukum.

Aktivis Joshua Wong mengatakan di akun Twitter bahwa bentrokan itu telah "melukai mahasiswa."

Para pengunjuk rasa meningkatkan jumlah kampanye mereka yang bertajuk "blossom everywhere" dengan cara memblokade jalan dan melakukan aksi vandalisme untuk membuat kota ini lumpuh.

Pada jam sibuk makan siang hari Rabu, lebih dari 1.000 demonstran memblokir jalan di jantung distrik keuangan kota ini. Banyak demonstran memakai masker wajah yang berarti melanggar larangan pemakaian wajah selama demonstrasi yang baru saja diberlakukan.

Puluhan polisi juga berusaha membubarkan massa dan memukuli sejumlah orang. Seorang juru bicara kepolisian memperingatkan bahwa Hong Kong berada di "ambang kehancuran total."

Baca juga: Dihantam Protes Berkepanjangan, Hong Kong Masuki Masa Resesi

Rabu pagi waktu setempat, otoritas Rumah Sakit Hong Kong memperkirakan bahwa sedikitnya 81 orang terluka dalam 24 jam terakhir. Seorang pria ditembak oleh polisi pada hari Senin (11/11) dan seorang pria lainnya dibakar oleh para demonstran, keduanya masih dalam kondisi kritis.

Sekolah ditutup dengan alasan keamanan

Polisi juga menggunakan kekuatan mereka untuk mengamankan jembatan tempat para demonstran melemparkan berbagai benda ke jalan di bawahnya.

"Polisi bertugas memastikan keselamatan publik tetap terjaga," ujar Sekretaris Keamanan John Lee kepada wartawan. "Itu sebabnya kami harus mengambil alih jembatan yang sebelumnya dikuasai oleh para pemrotes."

Kelas-kelas universitas dibatalkan pada hari Rabu sementara para orang tua disarankan agar dapat menjaga anak-anak mereka di rumah. Biro Pendidikan berencana menutup semua sekolah pada hari Kamis (14/11) dengan alasan keamanan dan banyak lembaga keuangan meminta para staf mereka untuk bekerja dari rumah.

Banyak kereta bawah tanah dan stasiun kereta api ditutup karena pengunjuk rasa menargetkan para penumpang. Banyak bom molotov banyak dilemparkan dan benda-benda dibakar. Polisi memperingatkan pengunjuk rasa untuk menghentikan segala tindakan kekerasan.

ae/vlz (AP, Reuters)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement