Kamis 14 Nov 2019 15:00 WIB

Israel dan Jihad Islam Palestina Sepakati Gencatan Senjata

Gencatan senjata antara Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina dimediasi Mesir.

Rep: Fergi Nadira/Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, Rabu (13/11). Pesawat Israel menyerang sasaran Jihad Islam di seluruh Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, Rabu (13/11). Pesawat Israel menyerang sasaran Jihad Islam di seluruh Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dan kelompok Jihad Islam telah menyetujui gencatan senjata pada Kamis (14/11). Hal itu tercapai berkat mediasi yang dilakukan Mesir. 

Juru bicara Jihad Islam Musab Al-Braim mengatakan gencatan senjata dicapai pada Kamis dini hari. Dia mengatakan Israel setuju menerima tuntutan Jihad Islam bahwa mereka akan menghentikan serangan terhadap kelompoknya. 

Baca Juga

"Gencatan senjata dimulai di bawah sponsor Mesir setelah (Pendudukan) Israel tunduk padan ketentuan yang ditetapkan oleh Jihad Islam atas nama faksi-faksi perlawanan Palestina," ujar Al-Braim.

Namun, Israel mangatakan akan mengamati quid-pro-quo sederhana dari penembakan jika kelompok perlawanan Palestina melakukannya terlebih dulu. "Diam akan dijawab dengan tenang," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz. 

Dalam proses mediasi tersebut, Mesir didampingi PBB. "Jam dan hari-hari mendatang akan sangat penting. Semua harus menunjukkan pengekangan maksimum serta melakukan bagian mereka untuk mencegah pertumpahan darah. Timur Tengah tidak memerlukan perang lagi," kata utusan khusus PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov. 

Sebelumnya, Mladenov mengkhawatirkan eskalasi terbaru yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Menurutnya, hal itu dapat merusak upaya perbaikan ekonomi dan sosial di wilayah tersebut. 

"Saya sangat prihatin dengan eskalasi yang terus menerus serta serius antara Jihad Islam Palestina dan Palestina, menyusul pemhunuhan satu peminpin kelompok (Jihad Islam) di Jalur Gaza," kata Mladenov pada Rabu (13/11), dikutip laman Anadolu Agency.

Dia menegaskan tidak ada pembenaran atas serangan terhadap warga sipil. "Peluncuran roket dan mortir tanpa pandang bulu terhadap pusat-pusat populasi benar-benar tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan," ujar Mladenov. 

Dilansir laman Aljazirah, pejabat tinggi Mesir mengatakan, bahwa pihaknya telah melakukan upaya dalam menengahi pengakhiran dua hari pertempuran Israel yang mengebom puluhan rumah dan pertanian di daerah kantong Palestina yang dikepung.

Menurut seorang pejabat Jihad Islam, perjanjian tersebut menetapkan, bahwa faksi-faksi Palestina harus memastikan kembalinya ketenangan di Gaza. Selain itu, kesepakatan tersebut berisi imbauan untuk menjaga perdamaian selama demonstrasi. Sementara Israel harus menghentikan permusuhan dan memastikan gencatan senjata selama demonstrasi oleh Palestina.

Pada Selasa lalu, Israel melancarkan serangan ke Gaza dan menargetkan basis kelompok Jihad Islam. Tel Aviv menuding kelompok tersebut telah melakukan serangkaian serangan lintas-perbatasan dan merencanakan serangan lainnya. 

Komandan Jihad Islam di Gaza Baha Abu Al-Atta dan istrinya tewas saat Israel melancarkan serangan ke distrik Shejaia. Hal itu telah dikonfirmasi oleh Jihad Islam. 

Jihad Islam menyatakan tak akan membiarkan kematian Al-Atta berlalu begitu saja. "Pembalasan kita yang tak terhindarkan akan mengguncang entitas Zionis," kata Jihad Islam dalam sebuah pernyataan. 

Serangan Israel juga menyebabkan 26 warga Palestina tewas dan 85 lainnya, termasuk anak-anak, mengalami luka-luka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement