Kamis 14 Nov 2019 18:33 WIB

ACT Masifkan Bantuan untuk Palestina Pascaeskalasi Serangan

Terbaru, serangan di Gaza mengakibatkan 32 orang meninggal dunia.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Konferensi pers ACT mengenai tragedi di Palestina.
Foto: act
Konferensi pers ACT mengenai tragedi di Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang musim dingin, Palestina tengah berduka. Hal ini disebabkan serangan udara dari Israel yang melintasi perbatasan Gaza terus digencarkan.

Per Kamis (14/11), Aljazirah menyebutkan serangan mengakibatkan 32 orang meninggal dunia. Sementara itu, lebih dari 82 jiwa menderita luka berat dan ringan di sejumlah wilayah Gaza.

Baca Juga

Selain memakan korban jiwa, serangan Israel juga meluluhlantakkan sekitar ratusan bangunan di sepanjang Jalur Gaza. Merespons dampak tragedi tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan memasifkan bantuan untuk Palestina sebagai aksi nyata kepedulian kemanusiaan di dunia Internasional.

Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin menyatakan ACT mengecam apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina, terlebih menjelang musim dingin yang mencekam. ACT melihat permasalahan ini bukan lagi masalah yang ringan karena sudah berlangsung setiap tahun dengan eskalasi yang semakin meningkat.

"Program bantuan reguler yang sudah ada akan terus kami tingkatkan. Kami sudah berikan instruksi kepada relawan dan mitra-mitra kami di Gaza untuk memasifkan pendistribusian bantuan medis, kesediaan paket pangan, dan bantuan lainnya. Insyaallah umat Islam Indonesia melalui ACT akan terus membersamai mereka,” ungkap Ahyudin.

Presiden ACT Ibnu Khajar menyatakan sikap ACT terhadap kondisi duka yang dihadapi bangsa Palestina pascaserangan Israel. ACT mengajak sahabat dermawan sekalian untuk turut andil dalam usaha perjuangan ini.

"Terus doakan agar Allah berikan perlindungan dan keselamatan bagi mereka. Insyaallah, lembaga ini berkomitmen untuk terus mengirimkan bantuan dan memastikan mereka melewati musim dingin dan eskalasi serangan tanpa dihantui kondisi yang mencekam. Kami umat muslim Indonesia dan berharap seluruh muslim di dunia untuk terus peduli dengan saudara kita di Palestina,” tambahnya.

Direktur Eksekutif Global Humanity Response (GHR) – ACT Bambang Triyono menyatakan bantuan sudah dipersiapkan dan akan diberikan untuk merespons situasi darurat terkini di Gaza. Utamanya adalah bantuan medis.

Hingga saat ini, ada beberapa bantuan yang telah disiapkan, yaitu posko First Response. Posko ini digunakan untuk melayani dan menangani kasus gawat darurat untuk para korban.

Posko akan didirikan di beberapa kegubernuran di Jalur Gaza, khususnya yang berada di dekat perbatasan-perbatasan. Kedua, ACT menyiapkan bantuan medis lanjutan bagi para korban yang membutuhkan penanganan lebih serius/operasi hingga bantuan penyedian alat bantu prostetik (artificial limbs). Selain itu, ACT akan memberikan bantuan santunan bagi anggota keluarga yang ditinggal wafat karena menjadi korban agresi tersebut.

Bantuan telah berjalan sejak perayaan Great Return March (GRM) sejak 2011. ACT membuka posko kesehatan di perbatasan, termasuk memberikan layanan kesehatan mobile kepada warga Gaza ke beberapa klinik kecil, sekolah-sekolah atau pusat-pusat komunitas warga di Gaza.

Hingga saat ini, bantuan penyediaan Bank Darah yang diinisiasi ACT juga dimanfaatkan untuk warga Gaza yang menjadi korban serangan. Kolaborasi ACT dengan Central Blood Association di Khan Younis Gaza, tersedia di banyak titik di jalur Gaza, seperti di universitas, di masjid, dan di tempat umum lainnya.

Sejak September lalu, ACT  telah menargetkan kesediaan 1.000 kantong darah untuk menyuplai kebutuhan pasien-pasien di Gaza. Hingga Desember nanti, 1.000 kantong darah ditargetkan mampu memenuhi jumlah kebutuhan darah di Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement