REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Protes meletus di Iran setelah pemerintah secara tidak terduga mengumumkan penjatahan bahan bakar minyak dan menaikkan harganya. Unjuk rasa ini pun membuat dua orang terbunuh.
Protes di pusat kota Sirjan mengorban satu nyawa. Kantor berita negara Iran Irna mengatakan, ada bentrokan dengan polisi ketika para pemrotes menyerang gudang penyimpanan bahan bakar dan mencoba membakarnya, Jumat (15/11).
Beberapa orang lainnya dalam serangan itu pun terluka. Sedangkan korban jiwa lainnya datang dari pengunjuk di kota Behbahan. Kota-kota lain juga terpengaruh dalam unjuk rasa termasuk ibu kota Teheran, Kermanshah, Isfahan, Tabriz, Karadj, Shiraz, Yazd, Boushehr, dan Sari.
Di beberapa kota, puluhan pengendara yang marah memblokir jalan dengan mematikan mesin mobil atau meninggalkan kendaraan dalam kemacetan. Video yang diposting secara daring menunjukkan pengendara mobil di Teheran menghentikan lalu lintas di Jalan Raya Imam Ali dan meneriakkan agar polisi mendukung mereka.
Harga bahan bakar minyak naik 50 persen karena subsidi untuk bensin berkurang. Pihak berwenang mengatakan ingin menggunakan uang subisdi yang dicabut untuk membantu orang miskin.
Pada cuplikan gambar lain, terlihat penghalang jalan di jalan raya Teheran-Karaj yang dilanda salju tebal pertama musim ini. Video lain yang menyebarkan bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa dan bank-bank terbakar di beberapa kota. Beberapa gambar tampak menunjukkan kantor polisi menyala di selatan kota Shiraz.
Berbicara di TV pemerintah Iran, Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri menyalahkan beberapa pengganggu atas protes tersebut. Dia mendesak orang-orang menjauhkan diri dari pelaku yang ingin menunjukkan penentangan terhadap sistem Islam. Dia pun menuduh para pemrotes memiliki akar dari luar negeri.
Peraturan baru yang ditetapkan membuat setiap pengendara diizinkan membeli 60 liter bensin per bulan dengan harga 15 ribu riyal per liter. Setiap liter tambahan kemudian biaya 30 ribu riyal. Sebelumnya, pengemudi diizinkan hingga 250 liter dengan 10 ribu riyal per liter.
Pemerintah menyatakan, pendapatan yang diperoleh dari menghapus subsidi bensin akan digunakan untuk pembayaran tunai kepada keluarga berpenghasilan rendah. Kepala Organisasi Perencanaan dan Anggaran Iran Mohammad Baqer Nobakht mengatakan, mulai bulan ini, 18 juta keluarga akan mendapat tambahan uang tunai sebagai akibat dari kenaikan harga.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, 75 persen dari Iran saat ini di bawah tekanan, Sabtu. Pendapatan tambahan dari kenaikan harga bensin akan diberikan kepada mereka dan bukan pada perbendaharaan negara.