REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia mengutuk serangan militer Israel baru-baru ini ke Jalur Gaza. Malaysia menyebut Israel telah melanggar hukum internasional karena turut menargetkan wanita dan anak-anak dalam serangannya.
Tak hanya soal serangan militer, Malaysia turut menyoroti blokade yang telah berlangsung selama 12 tahun di Gaza. "Malaysia sangat menentang blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang menyebabkan penderitaan serta kesulitan kemanusiaan yang besar bagi rakyat Gaza dan organisasi bantuan kemanusiaan," kata Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (16/11), dikutip laman Anadolu Agency.
Kuala Lumpur menilai perlu ada tindakan segera untuk mengatasi krisis di Gaza. "Malaysia menyerukan masyarakat internasional untuk bekerja guna mengakhiri pendudukan ilegal Israel dan pembentukan negara Palestina yang merdeka," katanya.
Sejak awal pekan ini, Israel membombardir Gaza dengan serangan udara. Mereka hendak menumpas kelompok perlawanan Palestina di sana, yakni Jihad Islam. Komandan Jihad Islam Baha Al-Atta dan istrinya terbunuh dalam serangan Israel.
Agresi Israel dilaporkan turut membunuh setidaknya 34 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Sementara lebih dari 60 orang mengalami luka-luka.
Jihad Islam dan Israel sempat menyepakati gencatan senjata atas bantuan mediasi Mesir. Namun pada Jumat lalu, Israel tetap melancarkan serangan udara ke wilayah yang diblokade tersebut.