Selasa 19 Nov 2019 05:05 WIB

Amnesty International Minta Jerman Berhenti Dukung Militer Cina

Terkait situasi di Hong Kong, organisasi Amnesty International dan aktivis HAM Hong Kong desak Jerman untuk menghentikan pelatihan militer kepada Cina. 11 tentara Cina rencananya akan dilatih Bundeswehr pada tahun 2020.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/A. Weigel
picture-alliance/dpa/A. Weigel

"Terkait situasi saat ini di Hong Kong, pemerintah Jerman harus mengirimkan sinyal jelas dan segera menghentikan semua bentuk kerja sama militer, " kata Matthias John, pakar bidang persenjataan dan hak asasi manusia di Amnesty International kepada tabloid Jerman Bild.

Mengutip dari dokumen Kementerian Pertahanan Jerman, Bild melaporkan, bahwa 11 tentara Cina akan mendapatkan "pelatihan superior” atau pelatihan logistik. Selain itu seorang anggota angkatan bersenjata akan diberikan pelatihan dalam bidang "pers dan hubungan masyarakat”.

Seorang juru bicara kementerian pertahanan Jerman mengatakan, tentara Cina secara berkala ikut serta dalam acara-acara pendidikan yang diselenggarakan oleh militer Jerman. Ini termasuk kursus-kursus yang diadakan di sekolah dan universitas militer, serta akademi-akademi kepemimpinan militer. "Tujuan kami adalah untuk berbagi nilai-nilai demokratis kami dengan warga negara lainnya,” ujar juru bicara.

Tentara Cina turun ke jalan di Hong Kong

Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) muncul di Hong Kong Sabtu lalu (16/11). Tentara yang mengenakan seragam sederhana ini meninggalkan baraknya di Kowloon untuk membantu membersihkan puing-puing dari fasilitas umum yang rusak pada aksi protes.

Ini adalah aksi simbolis yang jarang terjadi. Terakhir kali tentara PLA meninggalkan baraknya untuk melaksanakan tugas di Hong Kong adalah ketika Hong Kong dilanda bencana alam Taifun Mangkhut pada tahun 2018. Sejak protes pertama kali dimulai, tentara PLA tidak pernah sekalipun ditugaskan keluar dari barak mereka. Aksi Sabtu lalu membuat warga di Hong Kong gelisah.

Aktivis HAM Hong Kong Joshua Wong mengatakan, "ini membuat saya marah, bahwa Bundeswehr membantu melatih tentara Cina. Mengingat kerusuhan yang terjadi di Hong Kong, kementerian pertahanan seharusnya sudah menghentikan program ini dari dulu.”

Joshua Wong juga mengatakan, bahwa pasukan keamanan Hong Kong menggunakan "water canon buatan Jerman” dalam menindak demonstran anti pemerintah. "Kapan mereka akhirnya akan menghentikan ekspor ini?” tanya Wong.

Dalam beberapa bulan terakhir Joshua Wong telah mengunjungi sejumlah negara untuk mengumpulkan dukungan luar negeri untuk seruannya. September lalu Wong bertemu dengan menteri luar negeri Jerman Heiko Maas, dan setelahnya pemerintah Cina dengan marah bertemu dengan duta besar Jerman untuk Cina.

Dalam sebuah wawancara dengan koran Jerman Süddeutsche Zeitung, Wong membenarkan penggunaan kekerasan oleh para demonstran anti pemerintah Hong Kong melawan polisi. "Kami tidak akan meraih tujuan kami hanya dengan protes-protes damai, ataupun hanya dengan kekerasan. Kami butuh keduanya,” katanya.

Kritik dari dalam Jerman

Politisi dari Partai Hijau Jerman juga mengkritik pelatihan tentara Cina oleh Jerman. "Situasi hak asasi manusia di Cina merupakan bencana besar,” kata juru bicara Partai Hijau Margarete Bause dan Tobias Lindner. "Di provinsi Xianjing, jutaan orang menjadi korban pengawasan dan tindak penindasan yang kejam. Ini adalah kejahatan melawan kemanusiaan, kalau bukan genosida”

Kedua juru bicara juga mengacu kepada situasi di Hong Kong, dimana politisi tinggi Carrie Lam menyatakan bahwa kemungkinan intervensi militer oleh Beijing tidak bisa dikesampingkan di tengah-tengah protes pro demokrasi yang berjalan.

"Dalam situasi seperti ini, sangatlah tidak bertanggung jawab jika Bundeswehr terus melatih tentara Cina,” kata Partai Hijau Jerman.

ag/vlz (afp, dpa, KNA)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement