REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dua kapal asal Korea Selatan disita oleh milisi Houthi di ujung selatan Laut Merah. Hal itu diakui oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Selasa (19/11).
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan, terdapat dua warga negaranya yang berada di atas salah satu kapal. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang memerangi gerakan Houthi di Yaman mengatakan, Houthi telah merebut sebuah kapal yang menarik rig pengeboran Korea Selatan di ujung selatan Laut Merah, Senin (18/11). Namun, sebuah pernyataan dari Houthi di Yaman mengklaim "Penjaga Pantai" mereka telah menyita tiga kapal, Senin malam.
Menurut penyiar media Houthi Al Masirah TV, salah satu kapal tersebut berbendera Saudi Rabigh 3. Penyitaan itu karena kapal-kapal tersebut telah memasuki perairan teritorial Yaman tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Penyitaan itu bermula saat kapal tidak menanggapi panggilan di International Channel 16. "Kurangnya respons dari awak kapal yang ditangkap adalah tantangan yang jelas bagi semua hukum maritim internasional dan pelanggaran kedaulatan Yaman," kata Penjaga Pantai Yaman yang berpihak pada Houthi.
Dikutip dari Sputnik, kapal-kapal yang disita dibawa ke pelabuhan As-Saleef dan prosedur hukum telah dilakukan sehubungan dengan pelanggaran hukum maritim. Rabigh 3 diduga milik Arab Saudi meksipun negara tersebut belum buka suara.
Riyadh telah memimpin koalisi Arab dalam memerangi Houthi di Yaman sejak Maret 2015. Konflik telah menyebabkan lebih dari 10 ribu warga sipil tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal karena kehancuran, penyakit, dan kelaparan.