REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Beberapa pengunjuk rasa anti-pemerintah yang terperangkap di dalam Polytechnic University mencoba melarikan diri melalui selokan, Rabu (20/11). Usaha tersebut untuk menghindari penangkapan yang akan dilakukan petugas keamanan ketika mereka meninggalkan kampus.
Meski bisa menghindari kejaran polisi, mahasiswa yang memilih melewati selokan harus menghadapi masalah lain. Seorang mahasiswa mengatakan ketika memilih kabur melalui selokan dia melihat ular.
"Selokan itu sangat bau, dengan banyak kecoa, banyak ular. Setiap langkah sangat, sangat menyakitkan," kata mahasiswa di Universitas Hong Kong yang terpaksa berbalik, Bowie.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan sepatu bot kedap air dan membawa penerangan muncul kembali di dalam kampus setelah gagal menggali saluran pembuangan. Polisi mengatakan enam orang ditangkap atas rencana kabur melalui selokan. Empat ditangkap saat melepas penutup lubang di luar kampus dan dua memanjat.
Ketika kejadian itu telah diketahui, petugas pemadam kebakaran mencegah mahasiswa untuk melakukan aksi kabur yang berbahaya itu. Mereka pun menutup lubang masuk ke dalam sistem pembuangan itu.
Petugas pemadam kebakaran, yang diijinkan siswa untuk masuk ke kampus, menghentikan upaya lebih lanjut. Menghalangi satu-satunya pintu masuk yang mengakses sistem saluran pembuangan di tempat parkir bawah tanah kampus.
Saksi mata Reuters mengatakan kurang dari 100 pengunjuk rasa masih berada di dalam Polytechnic University. Mereka dikepung oleh polisi antihuru-hara selama 24 jam setelah lebih dari 1.000 ditangkap mulai Senin malam.
Beberapa menyerahkan diri kepada polisi sementara yang lain ditahan selama upaya melarikan diri. Termasuk mencoba memanjat tali untuk menunggu sepeda motor di sisi luar pada Senin malam.
"Saya memberi tahu ibu saya ketika polisi mulai menyerbu, saya tidak akan pergi. Saya mengatakan kepadanya 'Saya ingin masyarakat yang demokratis dan Anda tidak mau berdiri dan berjuang untuk itu'," kata mahasiswa akuntansi dan keuangan Jack.
Universitas di semenanjung Kowloon itu merupakan kampus terakhir dari lima yang diduduki oleh para pengunjuk rasa. Kampus-kampus sebelumnya digunakan sebagai pangkalan yang menampung pengunjuk rasa selama 10 hari terakhir.
Polisi mengatakan hampir 800 orang telah meninggalkan kampus dengan damai pada Selasa malam. Pengunjuk rasa yang telah keluar akan diselidiki, termasuk hampir 300 orang di bawah usia 18 tahun.