Kamis 21 Nov 2019 15:23 WIB

Rakyat Palestina Harus Diperlakukan Bermartabat

Kandidat capres AS Bernie Sanders menyerukan agar Palestina diperlakukan bermartabat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Senator Bernie Sanders berbicara di Dartmouth College, Hanover, New Hampshire, Ahad (29/9).
Foto: AP Photo/ Cheryl Senter
Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Senator Bernie Sanders berbicara di Dartmouth College, Hanover, New Hampshire, Ahad (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Bernie Sanders menyerukan agar Palestina diperlakukan dengan bermartabat. Hal itu dia ungkapkan saat mengikuti debat calon presiden Demokrat pada Rabu (20/11).

Dalam debat tersebut, para kandidat Demokrat ditanya apakah akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Arab Saudi jika terpilih sebagai presiden AS. Hal itu mengingat catatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan Riyadh.

Baca Juga

Semua kandidat mengatakan akan menerapkan sikap kurang berdamai dengan Saudi. Pada momen tersebut, Sanders mengatakan bahwa dia juga akan bersikap keras terhadap Israel.

"Tidak lagi cukup bagi kita untuk menjadi pro-Israel. Saya pro-Israel, tapi kita harus memperlakukan rakyat Palestina dengan martabat yang layak mereka dapatkan," ujar Sanders dikutip laman the Times of Israel.

Pernyataan Sanders pun disambut riuh tepuk tangan. Saat ini AS sedang menghadapi kritik keras dari berbagai pihak karena tak lagi menganggap ilegal permukiman Israel di wilayah Palestina.

Israel mengapresiasi sikap terbaru Washington tersebut. "Kebijakan ini mencerminkan kebenaran historis bahwa orang-orang Yahudi bukanlah penjajah asing di Yudea dan Samaria (Tepi Barat)," ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (18/11).

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, turut menyambut langkah Washington. Menurutnya memang tidak ada perselisihan tentang hak orang Yahudi atas tanah Israel.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih pada pemerintahan (Presiden AS Donald) Trump atas dukungannya yang konsisten dan teguh terhadap Israel serta komitmennya memajukan hubungan antara rakyat di kawasan ini dan menciptakan Timur Tengah yang makmur serta stabil," kata Katz.

Saat ini terdapat lebih dari 100 permukiman ilegal Israel di Tepi Barat. Permukiman itu dihuni sekitar 650 ribu warga Yahudi Israel. Masifnya pembangunan permukiman ilegal, termasuk di Yerusalem Timur, dinilai menjadi penghambat terbesar untuk mewujudkan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement