Sabtu 23 Nov 2019 03:15 WIB

Sengketa Jepang dan Korsel Bayangi Pertemuan G20

Jepang dan Korea berselisih karena masalah sejarah.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berbicara di forum G20, Sabtu (29/6).
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berbicara di forum G20, Sabtu (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, NAGOYA -- Rangkaian pertemuan G20 itu terancam dibayangi perselisihan antara Jepang dan Korea Selatan. Jepang menggunakan cara terakhirnya sebagai ketua G20 untuk menolak peringatan Korea Selatan soal radiasi dari pembangkit nuklir Fukushima.

Para menteri luar negeri Kelompok 20 (G20) berkumpul di Kota Nagoya, Jepang tengah, selama dua hari untuk melakukan pembicaraan. Pertemuan berlangsung pada saat perjanjian bidang intelijen antara Jepang dan Korea Selatan akan segera berakhir.

Baca Juga

Sebagai tanda ada perselisihan, Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha belum secara resmi memastikan kehadirannya pada pertemuan tersebut. Namun, seorang sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters bahwa ia akan tiba di Nagoya.

Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan, yang sama-sama merupakan sekutu Amerika Serikat berubah karena perselisihan menyangkut sejarah. Persengketaan di antara mereka berakar pada ketidaksetujuan soal kompensasi bagi para pekerja Korea Selatan yang dipaksa bekerja di perusahaan-perusahaan Jepang selama Perang Dunia Kedua.

Perselisihan itu kemudian melebar ke masalah perdagangan dan aspek-aspek lainnya. Korea Selatan telah menyatakan kekhawatiran soal pencemaran radioaktif dari Fukushima. Jepang menepis kekhawatiran itu.

Pembangkit nuklir di Jepang tersebut rusak parah akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011. Korea Selatan bersiap-siap meninggalkan pakta pertukaran informasi intelijen dengan Jepang Sabtu (23/11) sehubungan dengan perselisihan di antara mereka.

Dengan melepaskan perjanjian itu, Korsel menentang tekanan AS untuk mempertahankan suatu aspek penting dalam kerja sama segitiga bidang keamanan di Asia.

Seorang penasihat senior presiden Korea Selatan mengatakan, pembicaraan sedang dilangsungkan dengan Jepang soal kemungkinan untuk mencapai penyelesaian pada menit-menit terakhir.

Perselisihan memburuk tahun ini ketika Jepang melarang ekspor bahan pembuatan kepingan mini ke Korea Selatan. Rantai pasokan teknologi global terancam terganggu akibat larangan tersebut.

Korea Selatan membalas dengan meningkatkan kekhawatirannya soal pencemaran dari pembangkit nuklir Fukushima, yang berada di perairan timur Jepang.

sumber : antara/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement