Sabtu 23 Nov 2019 16:12 WIB

Qatar Bantu Pembebasan Warga AS Sandera Taliban

Donald Trump ucapkan terima kasih pada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani
Foto: AP/John Gambrell
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengucapkan terima kasih pada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Ucapan terima kasih diberikan atas upaya negaranya dalam memfasilitasi pembebasan seorang warga AS dan Australia yang disandera Taliban.

Sheikh Tamim dan Trump melakukan panggilan telepon pada Jumat (22/11). "Presiden AS mengucapkan terima kasih yang tulus pada Emir untuk peran aktifnya dalam memfasilitasi dua sandera yang ditahan di Afghanistan," kata Qatar News Agency (QNA) dalam laporannya dikutip Aljazirah.

Baca Juga

Pada kesempatan itu, Trump dan Sheikh Tamim turut membahas tentang hubungan bilateral kedua negara dan cara-cara untuk meningkatkannya. Mereka pun mendiskusikan isu regional serta internasional terkini.

Pada Kamis lalu, Qatar menyambut pembebasan warga AS bernama Kevin King dan warga Australia Timothy Weeks. Keduanya adalah profesor yang bekerja di Kabul's American University. Taliban menculik mereka pada Agustus 2016.

Qatar mengaku memainkan peran penting dalam proses pembebasan mereka. "Qatar menyambut baik pembebasan ini sebagai isyarat niat baik Taliban dan Pemerintah Afghanistan untuk memajukan perdamaian serta mengakhiri perang di Afghanistan," kata Kementerian Luar Negeri Qatar.

King dan Weeks dibebaskan dengan imbalan pembebasan tiga komandan Taliban. Pertukaran itu dipandang sebagai kunci untuk mengamankan pembicaraan langsung antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban. Selama ini Qatar kerap menjadi tuan rumah untuk negosiasi damai antara delegasi Taliban dan AS.

Taliban memang menolak melakukan pembicaraan langsung dengan Pemerintah Afghanistan. Sebab kelompok itu menganggap pemerintahan saat ini sebagai 'boneka'.

Namun pada September lalu, Trump memutuskan menghentikan perundingan damai dengan Taliban. Keputusan itu diambil setelah Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom du Kota Kabul yang menewaskan 12 orang termasuk satu tentara AS.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan negaranya masih berkomitmen melakukan pembicaraan damai dengan Taliban. Perdamaian dan stabilitas di Afghanistan tetap menjadi perhatian AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement