Senin 25 Nov 2019 06:44 WIB

Trump Sebut Saksi Penyelidikan Pemakzulan Berbohong

Penyelidikan pemakzulan ini mengancam kepresidenan Trump.

Rep: Lintar Satria/ Red: Budi Raharjo
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh saksi penyelidikan pemakzulan berbohong. Ia juga menawarkan penjelaskan keterlibatan pengacara pribadinya Rudy Guiliani dalam kebijakan luar negeri AS terhadap Ukraina yang memicu kontroversi.

Ia mengatakan kemampuan Giuliani dalam malawan kejahatan dibutuhkan untuk menangani negara korup. Pernyataan ini ia katakan setelah hari kelima dan terakhir penyelidikan pemakzulan terbuka yang digelar oleh House of Representation.

Baca Juga

Penyelidikan pemakzulan ini mengancam kepresidenan Trump. Terutama ia juga maju untuk periode kedua dalam pemilihan presiden 2020. Trump menyerang David Holmes, pejabat kedutaan AS di Ukraina.

Di bawah sumpah Holmes mengatakan pada 26 Juli di sebuah restoran di Kiev ia tidak sengaja mendengar percakapan antara Duta Besar AS untuk Uni Eropa Gordon Sondland dengan Trump melalui telepon. Percakapan yang Holmes dengar berisi tentang apakah Ukraina akan menggelar penyelidikan yang Trump inginkan.

"Saya jamin hal itu tidak pernah terjadi, itu benar-benar uraian palsu," kata Trump dalam acara 'Fox and Friends' di stasiun Fox News, Ahad (24/11).

Trump menunjuk Sondland sebagai duta besar untuk Uni Eropa setelah pengusaha hotel itu mendonasikan uang sebesar 1 juta dolar AS untuk komite upacara sumpah jabatan presiden. Dalam kesaksiannya Sondland mengatakan hubungannya dengan Trump baik. Sementara Trump mengaku hanya berbicara beberapa kali dengannya dan tidak terlalu mengenalnya.

Sementara itu mantan penasihat keamanan Gedung Putih John Bolton mengatakan Twitter telah mengembalikan akunnya kepada padanya. Ia menuduh Gedung Putih memblokir aksesnya ke akun Twitternya sendiri setelah ia mengundurkan diri pada bulan September.

Twitter belum menanggapi permintaan komentar tentang pengakuan Bolton tersebut. Penyelidikan pemakzulan yang disiarkan televisi pekan ini menyoroti keputusan Trump untuk memberikan Giuliani turut terlibat dalam kebijakan pemerintah As.

Giuliani warga sipil biasa yang tidak memiliki jabatan publik. Ia hanya pengacara pribadi Trump. Sebab Trump memiliki jajaran diplomat dan badan keamanan nasional resmi yang bertugas melakukan itu.

Bolton salah satu dari berbagai pejabat yang memperingatkan aksi Giuliani termasuk mendorong Ukraina menggelar penyelidikan yang menguntungkan Trump secara politis akan merugikan presiden sendiri. Mantan pakar Rusia Gedung Putih Fiona Hill mengatakan bagaimana Bolton mengatakan Guiliani 'sebagai granat tangan yang akan meledakan semua orang'.  

Dalam rapat dengar penyelidikan pemakzulan itu para pejabat dan mantan pejabat Gedung Putih yang menjadi saksi menyuarakan keprihatinan mereka atas aktivitas Giuliani. Sementara Trump mengatakan Giuliani orang yang tepat untuk pekerjaan itu.

"Dia seperti tokoh ikonik di negara ini karena dua alasan, dia walikota terhebat New York dan dia pejuang terhebat yang melawan kejahatan mungkin dalam 50 tahun terakhir," kata Trump. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement