REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding Iran merencanakan serangan terhadap negaranya. Dia mengatakan akan melakukan apa pun untuk mencegah hal tersebut.
"Agresi Iran di wilayah kami dan terhadap kami berlanjut," kata Netanyahu pada Ahad (24/11), dikutip laman Al Arabiya.
Netanyahu lantas mengalihkan fokusnya ke Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah. Menurut Netanyahu mereka mengambil alih Golan untuk mengah Iran mengakar.
"Kami memgambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah Iran mengakar di sini (Golan) di wilayah kami. Ini termasuk kegiatan yang diperlukan untuk menggagalkan pemindahan senjata mematikan dari Iran ke Suriah, baik melalui udara atau darat," ujarnya.
Pada Sabtu pekan lalu, terdapat empat roket yang ditembakkan ke Israel dari wilayah Suriah. Namun serangan itu berhasil ditangkal dengan sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome.
Pada Oktober lalu, Netanyahu telah melayangkan tudingan bahwa Iran hendak menyerang negaranya. Menurut dia, Iran sedang mencari cara untuk menembakkan rudal presisi ke Israel dari Yaman.
“Iran ingin mengembangkan rudal yang dipandu dengan presisi yang dapat mencapai target apa pun di Israel dalam jarak lima hingga sepuluh meter,” ujar Netanyahu dalam sebuah pidato di Yerusalem pada 20 Oktober lalu.
Netanyahu menyebut Iran ingin memanfaatkan beberapa negara sebagai tempat untuk melancarkan serangan ke Israel. “Iran berharap menggunakan Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman sebagai pangkalan untuk menyerang Israel dengan rudal statistik dan rudal yang dipandu dengan presisi. Itu bahaya besar, sangat besar,” ucapnya.
Dia juga mencurigai Iran sedang berupaya mereparasi gudang senjata roket milik kelompok Hizbullah di Lebanon dengan sistem panduan presisi. “Mereka juga berusaha mengembangkan itu dan sudah mulai menempatkannya di Yaman, dengan tujuan menjangkau Israel dari sana juga,” katanya.