REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pesawat-pesawat tempur F-16 milik Turki dijadwalkan beterbangan di Ibu Kota Turki, Ankara, pada Senin (25/11) dan Selasa (26/11) untuk menguji coba sistem pertahanan rudal S-400 Rusia yang baru dibeli, menurut laporan media massa Turki. Uji coba tetap dilakukan kendati ada tekanan dari Amerika Serikat agar Turki membatalkan pembelian sistem rudal buatan Rusia tersebut.
Kantor gubernur provinsi pada Ahad (24/11) mengumumkan bahwa sejumlah pesawat tempur F-16 dari Angkatan udara Turki serta pesawat lainnya akan melakukan penerbangan rendah dan tinggi di atas Ankara pada Senin dan Selasa untuk mencoba proyek sistem pertahanan udara.
Pembelian S-400 oleh Ankara telah menjadi penyebab utama hubungan dengan Washington menjadi hambar. Washington mengatakan bahwa sistem pertahanan rudal tersebut tidak cocok dengan sistem pertahanan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan bisa menjadi ancaman bagi jet-jet tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin.
Stasiun penyiaran CNN Turk serta media lainnya melaporkan secara khusus bahwa penerbangan jet tempur itu ditujukan untuk menguji coba sistem radar S-400. Ankara mulai menerima pengiriman komponen-komponen S-400 pada Juli tapi sistem tersebut belum dijalankan.
Washington telah menghentikan sementara program F-35 bagi Turki sebagai hukuman karena negara itu membeli S-400. Melalui program itu, Turki bertindak sebagai pembeli sekaligus produsen F-35.
AS juga telah memperingatkan Turki bahwa negara itu akan dikenai sanksi oleh Amerika Serikat terkait pembelian S-400. Tapi, saat ini Washington belum menjatuhkan sanksi.
Trump sudah mengatakan kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan bahwa Amerika Serikat siap menjual kepada Ankara sistem Patriot buatan AS kalau Turki membatalkan sistem pertahanan rudal Rusia.