REPUBLIKA.CO.ID, ANKENY -- Kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Elizabeth Warren, menyerang rivalnya Michael Bloomberg. Warren menuduh miliuner itu mencoba membeli demokrasi dengan meluncurkan iklan televisi senilai 37 juta dolar AS.
"Michael Bloomberg membuat taruhan dalam demokrasi pada tahun 2020. Ia tidak butuh rakyat, ia hanya butuh berkarung-karung uang. Saya pikir Michael Bloomberg salah," kata Warren, Selasa (26/11).
Bloomberg seorang pengusaha media kaya yang dapat menggunakan hartanya untuk berkampanye. Mantan wali kota New York itu mengatakan ia tidak akan menerima donasi.
Warren adalah seorang profesor hukum dari Massachusetts dan salah satu kandidat yang diunggulkan. Ia mengajukan gagasan untuk menerapkan pajak kekayaan bagi para miliuner dan ia juga kerap menentang korporasi Amerika.
Walaupun sama-sama maju sebagai kandidat dari Partai Demokrat. Keduanya memiliki posisi yang berbeda. Warren pun mengkritik Bloomberg dalam kampanyenya di Ankeny, Iowa.
"Itu tepatnya yang sekarang ia mainkan pada 2020, visi mana, visi demokrasi demokrasi kami yang menang. Jika visi demokrasi versi Michael Bloomberg menang maka demokrasi akan berubah," kata Warren.
Bloomberg tidak akan menanggapi pernyataan Warren dalam kampanyenya. Tapi dalam kampanye pertamanya di Norfolk, Virginia, Bloomberg membela caranya yang menggunakan kekayaan untuk berkampanye.
"Selama bertahun-tahun saya menggunakan sumber daya saya untuk hal-hal yang penting bagi saya. Saya akan menggunakan argumen saya dan membiarkan pemilih cerdas membuat pilihan," katanya dalam video yang diunggah stasiun televisi PBS.
Bloomberg terlambat masuk dalam pertarungan kandidat presiden dari Partai Demokrat. Ia masuk tiga bulan sebelum proses pencalonan dimulai. Hal ini mencerminkan ia tidak percaya 17 kandidat presiden lainnya dapat mengalahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pemilihan presiden November 2020 mendatang.
Terlepas dari status Warren di antara kandidat. Orang-orang moderat seperti Bloomberg khawatir rencana Warren untuk menambah program pemerintah yang mahal akan mengalinasi pemilih dalam perebutan suara di negara bagian.
Di saat yang sama Partai Demokrat cukup yakin dengan kampanye tidak biasa mantan Wakil Presiden Joe Biden yang juga orang moderat. Moderat lainnya seperti Pete Buttigieg yang baru berusia 37 tahun sering kali dinilai terlalu muda dan belum berpengalaman.
Dalam kampanyenya di Creston, Iowa, Buttigieg menolak mengomentari majunya Bloomberg. Tapi pendukung Buttigieg dari Creston, Lori Hays mengatakan Bloomberg membuat kesalahan.
"Ia orang Iowa, membuat saya mereka mereka tidak penduli dengan Iowa. Bagi saya Bloomberg berpikir ia bisa membeli Gedung Putih dengan bermiliar-miliar uangnya dan kami orang Iowa tidak peduli," kata Hays dilansir Reuters.