REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN -- China memutuskan untuk mendirikan pusat komando krisis yang memantau kondisi Hong Kong. Tempat yang berada di pinggiran Shenzhen ini akan semakin memperketat genggaman di Hong Kong.
Pusat krisis terletak di Bauhinia Villa yang terpencil, properti yang dimiliki oleh Kantor Penghubung Hong Kong. Terletak tepat di seberang perbatasan Hong Kong dengan daratan China.
Keamanan ketat, dengan pos pemeriksaan, pagar berduri di atasnya dengan banyak kamera pengintai. Di belakang adalah bukit curam yang dikelilingi pepohonan yang dikelilingi pagar, sementara di sisi lain terdapat pusat konferensi. Tempat ini sebelumnya berfungsi sebagai pusat krisis pada protes Occupy Central pro demokrasi yang mengguncang Hong Kong pada 2014.
Laporan Reuters yang mengutip dari seorang yang mengetahui proyek itu menyatakan, dalam beberapa bulan belakangan, China telah mempersiapkan lembaga itu. Ketika Hong Kong terus berhadapan dengan protes yang semakin keras selama berbulan-bulan, langkah ini pun diambil dan dipersiapkan.
Seorang pengusaha Shenzhen yang memiliki hubungan dekat dengan pejabat China menggambarkan kompleks vila sebagai pusat komando garis depan. Tempat ini digunakan pihak berwenang sebagai basis untuk mengoordinasi dan memantau situasi Hong Kong di lingkungan yang aman. "Kompleks itu penuh dengan orang," kata pengusaha itu.
Pejabat senior Tiongkok awalnya mencoba menemukan jalan tengah antara tidak menyerah pada tuntutan para demonstran, sambil berusaha menghindari tindakan keras. Menurut tiga orang yang akrab dengan operasi Bauhinia menyatakan Beijing berusaha memberi kesan itu bukan campur tangan, bahkan setelah satu juta orang turun ke jalan pada 9 Juni.
Namun, rencana itu tidak berjalan lancar, Wakil Perdana Menteri Han Zheng bertanggung jawab atas urusan Hong Kong mengambil tindakan. Zhang memberi wewenang kepada Lam untuk berkomunikasi langsung dengan kantornya daripada melalui Kantor Penghubung.
Biasanya, komunikasi antara Beijing dan Hong Kong dilakukan melalui badan pemerintah Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Rakyat di Hong Kong. Kantor ini ditempatkan di gedung pencakar langit Hong Kong dengan kamera pengintai di mana-mana, dikelilingi oleh barikade baja, dan ditutup oleh bola kaca yang kuat.
Kantor tersebut telah mendapatkan kritik di Hong Kong dan China karena salah menilai situasi di kota. "Kantor Penghubung telah bergaul dengan orang-orang kaya dan elit daratan di kota dan mengisolasi diri dari orang-orang. Ini perlu diubah," kata seorang pejabat China.
Kantor Penghubung pun saat ini sedang menghadapi tekanan besar setelah pemilih umum dewan distrik di Hong Kong. Anggota-anggota pro Beijing mengalami kekalahan besar pada pemungutan suara Ahad (24/11). Kandidat pro unjuk rasa memenangkan lebih dari 80 persen kursi, mengamankan mayoritas kursi.
Dalam tanda ketidakpuasan dengan penanganan krisis dan pukulan pemilihan umum, Beijing pun sedang mempertimbangkan penggantian direktur lembaga Wang Zhimin. Wang adalah pejabat politik daratan China paling senior yang ditempatkan di Hong Kong.
Para pejabat China juga telah berkumpul di kantor koamando untuk melancarkan strategi dan mengeluarkan instruksi yang bertujuan meredakan krisis. Pihak berwenang Beijing telah memanggil pejabat penting Hong Kong untuk bertemu di perbatasan itu selama lima bulan protes anti pemerintah yang semakin keras.
Beberapa orang penting telah dipanggil ke tempat tersebut. Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam, pejabat kepolisian Hong Kong, pemimpin bisnis, dan politisi pro Beijing lokal telah dipanggil ke vila itu. Selain itu, pejabat tingkat wakil menteri dengan Kementerian Keamanan Publik China, Kementerian Keamanan Negara, Administrasi Dunia Maya Cina dan departemen lain semuanya mengunjungi vila itu.
Penggunaan Bauhinia Villa untuk mengelola krisis membuat saluran tambahan untuk sistem yang dibuat Beijing dalam mengawasi Hong Kong. "Situasi Hong Kong semakin membuat pihak berwenang Beijing tidak nyaman," kata komentator politik veteran Hong Kong Sonny Lo.