Selasa 26 Nov 2019 21:15 WIB

Conan, Anjing yang Ikut Terluka Saat Memburu Baghdadi

Donald Trump memperkenalkan Conan, anjing yang membantu perburuan Baghdadi.

Presiden AS Donald Trump menyambut anjing bernama Conan yang membantu memburu pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, Senin (25/11).
Foto: EPA
Presiden AS Donald Trump menyambut anjing bernama Conan yang membantu memburu pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, Senin (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fergi Nadira B

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperkenalkan anjing kebanggaan bangsa yang memainkan peran utama dalam perburuan markas ISIS yang pada akhirnya membunuh pemimpin, Abu Bakar al-Baghdadi. Pada konferensi pers di Gedung Putih, Trump dan ibu negara Melania Trump memuji anjing militer bernama Conan.

Baca Juga

Conan, jenis anjing Malinois dari Belgia seperti abai terhadap Trump. Dia malah lebih mencari perhatian kepada Wakil Presiden AS Mike Pence. Dilansir Vanity Fair, Trump memang satu-satunya presiden sejak 1897 yang tidak memelihara anjing.

"Ini Conan. Saat ini, dia mungkin anjing paling terkenal di dunia," kata Trump dikutip Associated Press, Selasa (26/11).

Gedung Putih kemudian memberikan medali pada Conan dan menghadiahi anjing itu plakat. Presiden menceritakan, pada awalnya Conan sempat tak akan selamat karena terkena puing-puing bom, namun pada akhirnya dia menemukan markas di mana Baghdadi berada dan selamat.

Conan juga sempat terluka karena serpihan bom itu, kemudian berangsur pulih dan kini sudah benar-benar sembuh total. "Conan terluka parah saat itu. Orang-orang khawatir ia tidak akan sembuh. Tapi ternyata Conan sembuh dengan cepat," ujar Trump. "Saya suka dengan anjing ini," Trump melanjutkan.

Conan adalah seekor anjing militer yang terlibat dalam penyerbuan ke kediaman pemimpin kelompok Baghdadi bulan lalu. Conan disebut sebagai pahlawan karena berhasil menyudutkan Baghdadi yang melarikan diri di Suriah.

"Conan luar biasa, Cemerlang, cerdas, dan pejuang ulung. Dia sangat istimewa," kata Trump menyebut Conan.

Baghdadi, warga negara Irak yang memimpin ISIS dan menyatakan dirinya sebagai khalifah semua Muslim, tewas pada Oktober lalu dengan meledakkan rompi bunuh diri setelah melarikan diri ke terowongan buntu saat elit pasukan khusus AS melakukan penyerbuan.

Jenderal Kenneth McKenzie, komandan Komando Pusat AS yang mengawasi pasukan Amerika di Timur Tengah, sebelumnya mengatakan bahwa Baghdadi membawa dua anak kecil bersamanya ke dalam terowongan tersebut. Kedua anak itu diyakini berusia di bawah 12 tahun dan ikut juga tewas, katanya.

"Conan benar-benar seorang pahlawan," kata Pence ketika berbicara soal anjing itu, yang mengalami luka akibat penyerbuan tersebut dikutip Reuters.

ISIS pun telah mengkonfirmasi terbunuhnya Abu Bakar al-Baghdadi dalam serangan oleh pasukan khusus AS di Provinsi Idlib, Suriah. ISIS juga mengkonfirmasi kematian juru bicaranya Abu al-Hassan al-Muhajir.

ISIS mengkonfirmasi kematian pemimpinnya dalam rekaman audio yang diunggah secara daring. ISIS mengatakan telah menunjuk seorang pengganti Baghdadi yakni Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi.

Menurut para pakar, kematian Baghdadi diprediksi akan menyebabkan ISIS terpecah. Sehingga, meninggalkan siapa pun yang muncul sebagai pemimpin barunya dengan tugas menarik kelompok itu kembali sebagai kekuatan tempur.

photo
Karikatur Baghdadi

Kematian Baghdadi menimbulkan perdebatan apakah kehilangan pemimpinnya dengan sendirinya akan mempengaruhi kemampuan kelompok itu atau tidak. Bahkan jika memang menghadapi kesulitan dalam transisi, ideologi yang mendasari dan kebencian sektarian yang dipromosikannya tetap menarik bagi banyak orang.

"Saya pikir mereka mencoba mengirim pesan, 'Jangan berpikir Anda telah menghancurkan proyek hanya karena Anda telah membunuh Abu Bakar al-Baghdadi dan juru bicara resmi'," kata peneliti di Swansea University yang berfokus pada ISIS, Aymenn al-Tamimi.

ISIS telah melakukan serangan sejak kehilangan wilayah signifikan terakhirnya di Suriah pada Maret. Sejak kematian Baghdadi, telah diklaim oleh ISIS puluhan kasus atas serangan di Irak, Suriah, Afghanistan dan di tempat lain.

Salah satu pakar senior di Carnegie Endowment for International Peace, HA Hellyer mengatakan kelompok itu yang juga dikenal dengan nama Daesh akan memilih nama Quraishi sebagai pengganti Baghdadi untuk menyarankan keturunan dari suku Nabi Mohammad. Nama "khalifah" Baghdadi juga berakhir di Quraishi.

"ISIS berusaha menunjukkan kepada para pengikutnya bahwa ia menghormati tradisi itu, tetapi umat Islam lebih cenderung tidak terlalu peduli, mengingat pelanggaran luas hukum Islam yang jelas-jelas melibatkan ISIS," kata Hellyer.

Dalam pesan audio terakhir yang dirilis pada September, Baghdadi mengatakan operasi serangannya dilakukan setiap hari. Dia juga mendesak kebebasan bagi perempuan yang dipenjara di Irak dan Suriah karena dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok itu.

Baghdadi mengatakan AS dan kuasanya telah dikalahkan di Irak dan Afghanistan. Menurutnya AS telah "diseret" ke Mali dan Niger.

photo
Akhir Kisah Baghdadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement