REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A - Koalisi militer pimpinan Saudi mengaku telah membebaskan 200 tahanan Houthi. Hal ini merupakan langkah dukungan untuk upaya mengakhiri perang hampir lima tahun di Yaman.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah Saudi, koalisi mengatakan, pihaknya juga akan mengurangi pembatasan wilayah udara Yaman guna memungkinkan penerbangan keluar dari ibu kota yang dikuasai Houthi, Sana'a.
Tujuannya adalah untuk mengangkut orang-orang yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.
Koalisi Muslim Sunni Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 melawan gerakan Houthi yang didukung Iran. Saudi menolak langkah Houthi menggulingkan pemerintahan Abd Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Konflik telah menyebabkan lebih dari 10 ribu warga sipil tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal karena kehancuran, penyakit, dan kelaparan.
Beberapa bulan terakhir Houthi yang mengusai pusat-pusat populasi Yaman mulai meningkatkan serangan rudal dan drone ke Arab Saudi. Koalisi Arab menanggapinya dengan menyerang target-target militer Houthi.
Al Masirah mengutip kepala komite penjara Houthi Abdul Qader al-Mortada, mengatakan, pusat penahanan di Dhamar menampung 170 tahanan.
PBB sudah mencoba untuk mengurangi ketegangan di Yaman dengan mempersiapkan negosiasi politik untuk mengakhiri perang yang telah membunuh puluhan ribu orang dan membawa Yaman ke jurang kelaparan.
Konflik ini dilihat sebagai pertarungan kekuasaan dan pengaruh antara Arab Saudi dan Iran di kawasan Timur Tengah. Houthi yang membantah sebagai boneka Teheran mengatakan mereka melawan sistem korup.