Jumat 22 Nov 2019 15:20 WIB

UEA Sumbang Rp 176 Miliar untuk Badan Pengungsi Palestina

Sumbangan itu merupakan sumbangan dana kedua dari UEA tahun ini

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Bendera Palestina (Ilustrasi)
Foto: Ist
Bendera Palestina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan akan menyumbangkan dana sebesar 12,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 176,39 miliar (dengan kurs Rp 14.111 per dolar AS) untuk Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Jumat (22/11). Sumbangan itu merupakan sumbangan dana kedua dari UEA tahun ini.

UNRWA menyambut suntikan dana yang diberikan UEA. Mereka menyebut sumbangan tersebut akan membantu mempertahankan layanan penting dan vital bagi para pengungsi Palestina.

Baca Juga

"Donasi yang murah hati ini tidak mungkin datang pada waktu yang lebih penting bagi UNRWA dan untuk pengungsi Palestina. UNRWA mengatasi semua yang bisa dilakukannya untuk mengatasi krisis keuangan terburuk dalam 70 tahun sejarahnya dan pencairan dana UEA adalah demonstrasi kepercayaan yang sangat disambut baik dalam organisasi dan manajemennya," kata Pejabat Komisari Jenderal UNRWA Christian Sanders dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Pada Juli lalu UEA mengumumkan akan memberi bantuan dana sebesar 50 juta dolar AS kepada UNRWA. Dana tersebut akan dicairkan dalam empat tahap. UEA diharapkan dapat menyalurkan pencairan selanjutnya sebelum akhir 2019.

Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump memutuskan menghentikan pendanaan rutin untuk UNRWA. Keputusan Trump segera mengakibatkan UNRWA krisis pendanaan. Washington merupakan penyandang dana terbesar bagi badan tersebut dengan kontribusi rata-rata 300 juta dolar AS per tahun.

Penghentian dana bantuan bagi UNRWA disebut merupakan strategi Trump untuk menekan Palestina agar bersedia melanjutkan perundingan damai dengan Israel. Sejak AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017, Palestina memang memutuskan mundur dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi Washington.

Palestina tak lagi memandang AS sebagai mediator yang netral. Sebab ia terbukti membela kepentingan politik Tel Aviv.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement