REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo meminta pemerintah Mesir menghormati kebebasan pers. Hal itu disampaikan setelah pasukan keamanan Mesir menggerebek kantor berita independen Mada Masr dan menahan tiga stafnya.
"Sebagai bagian dari kemitraan strategis jangka panjang kami dengan Mesir, kami terus meningkatkan kepentingan mendasar untuk menghormati hak asasi manusia (HAM), kebebasan universal, dan kebutuhan akan masyarakat sipil yang kuat," kata Pompeo dalam sebuah konferensi pers pada Selasa (26/11).
Mada Masr adalah salah satu media massa daring terakhir di Mesir. Setelah bertahun-tahun memperkuat dan memperketat kontrol atas media, Mada Masr masih memproduksi berita-berita kritis. Mereka menyajikannya dalam dua bahasa yakni Arab dan Inggris.
Namun pada Ahad pekan lalu, pasukan keamanan Mesir menggerebek kantor Mada Masr. Tiga staf, termasuk editor utamanya, ditangkap dan ditahan. Pasukan Mesir turut menyita laptop dan ponsel mereka.
Setelah menjalani pemeriksaan, ketiga staf tersebut akhirnya dibebaskan. Bulan lalu kantor HAM PBB meminta Mesir membebaskan seorang blogger terkemuka, termasuk seorang pengacara dan jurnalis yang dilaporkan dianiaya di dalam tahanan.
Menurut para aktivis di sana, terdapat ribuan orang yang ditahan otoritas Mesir. Mereka ditangkap dan dipenjarakan karena berpartisipasi dalam aksi demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Abdel Fatah al-Sisi.