REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Dalam Negeri Malaysia Muhyiddin Yassin memperingatkan kelompok ISIS mungkin mengalihkan basis operasinya ke Asia Tenggara pascakematian pemimpin mereka, Rabu (27/11).
Otoritas di kawasan tersebut mengatakan akan menjadi pertempuran panjang untuk menghalangi ideologi kelompok tersebut, bahkan setelah pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi bunuh diri.
Malaysia akan tetap waspada terhadap ancaman yang ditimbulkan dari pemulangan anggota ISIS ke negara asal, serangan radikalisasi daring dan kemungkinan serangan pelaku tunggal. "Kami yakin kematian al-Baghdadi akan membuka babak baru dalam operasi teror Daesh. Setelah kehilangan banyak wilayah kekuasaanya di Suriah dan Irak, Daesh juga sedang mencari basis baru," kata Muhyiddin, seperti dilansir Kantor Berita Malaysia, Bernama.
Daesh merupakan akronim bahas Arab untuk ISIS dan yang biasa digunakan Malaysia untuk merujuk ke kelompok tersebut. Muhyiddin, yang kementeriannya mengawasi pasukan kepolisian, menyebutkan Malaysia berhasil menggagalkan 25 rencana serangan ISIS di negara tersebut. Malaysia juga menangkap 512 orang yang diduga terkait dengan kelompok itu selama enam tahun belakangan.
Malaysia dalam status siaga tinggi sejak Januari 2016, ketika pria bersenjata yang bersekutu dengan ISIS melancarkan serentetan serangan di ibu kota Indonesia, Jakarta. ISIS juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan granat di sebuah bar di pinggiran Kuala Lumpur pada Juni 2016, yang melukai delapan orang sekaligus menjadi serangan pertama semacam itu di tanah Malaysia.