Kamis 28 Nov 2019 23:21 WIB

Bali Democracy Forum akan Dibuka oleh Puan Maharani

Isu tentang perempuan akan dibahas dalam pertemuan BDF tahun ini.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI) kembali menggelar Bali Democracy Forum (BDF) untuk yang ke-12 kalinya pada 5 - 6 Desembar mendatang. Tahun ini Kemenlu mengambil tema Democracy and Inclusivity.

Rencananya, BDF 2019 ini akan dibuka langsung oleh ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani.

Baca Juga

"Jika memungkinkan mudah-mudahan sudah dijadwalkan yang membuka BDF 2019 adalah  Ketua DPR dan akan ditutup oleh ketua komisi I DPR RI," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Cecep Herawan kepada awak media di Kemenlu, Kamis (28/11).

Cecep mengatakan, BDF menggunakan tema-tema yang berbeda setiap tahunnya. Namun, kata dia, tema-tema itu masih tetap berkesinambungan. Mengangkat tema demokrasi dan inklusivitas, Cecep mengharapkan dapat menuju perkembangan global yang memajukan demokrasi.

"Kita mencoba menjaga kesinambungan satu tema dengan tema sebelumnya. Tema BDF 2018, BDF ke-11 mengenai democracy and prosperity dan seiring perkembangan global kita melihat bahwa salah satu kunci menuju prosperity adalah inklusivitas. Dalam kaitan inilah BDF ke-12 akan mengambil tema democracy and inclusivity," kata Cecep.

Sementara itu, peran perempuan juga akan diangkat dalam BDF. Sebab, seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) tahun lalu, kemakmuran dapat dicapai dengan inklusivitas yang terdiri dari beberapa unsur di dalamnya yang salah satunya adalah peran perempuan dalam demokrasi.

"Tahun lalu, ibu Menlu bilang inklusivitas termasuk peran perempuan, milenial, serta ekonomi," katanya.

Tema perempuan akan dibahas di dalam diskusi tingkat menteri dan akan menghadirkan dua pembicara menteri perempuan yakni Menlu Retno Marsudi, dan Menlu Australia.

"Berbicara inklusivitas maka peran serta masyarakat dari berbagai kalangan menjadi sangat penting. Salah satu elemen penting yakni adalah peran perempuan. Untuk itu, secara khusus pada minister level kita akan mengangkat tema women leadership," ujar Cecep.

Kemenlu mencatat, akan ada 81 perwakilan negara dan organisasi internasional yang hadir dalam acara internasional ini di Bali. Perwakilan negara yang hadir terdiri dari enam menteri luar negeri, enam wakil menteri luar negeri, serta pejabat tinggi.

Menlu yang sudah mengkonfirmasi hadir di antaranya, dari Palestina, Kenya, Solomon Island, Selandia Baru, Fiji, dan Australia. Sementara Wamenlu yang sudah mengkonfirmasi kehadirannya adalah Wamenlu dari Venezuela, Timor Leste, Malaysia, Qatar, dan Maladewa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement