Jumat 29 Nov 2019 15:18 WIB

Menlu Retno: Tak Ada Perdamaian tanpa Keterlibatan Perempuan

Dialog penting untuk memastikan perempuan Afghanistan tak tertinggal.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan tidak akan ada perdamaian atau stabilitas tanpa keterlibatan perempuan.

Pernyataan tersebut disampaikan Retno saat membuka Dialogue of the Role of Women in Building and Sustaining Peace: Women as Agent of Peace and Prosperity, yang diikuti 38 perempuan Afghanistan. Delegasi tersebut dipimpin Menteri Informasi dan Kebudayaan Afghanistan Hasina Safi.

Baca Juga

“Berdasarkan diskusi yang kami lakukan sejauh ini, kami menemukan landasan bersama bahwa perempuan adalah aktor untuk mencapai perdamaian dan pembangunan inklusif, tidak hanya di Afghanistan tetapi di Indonesia dan di negara-negara lain,” kata Retno, Jumat (29/11).

Dialog tersebut merupakan sarana mengembangkan kepercayaan diri dan jaringan antara perempuan kedua negara, sekaligus forum bertukar pandangan dan praktik-praktik terbaik dalam mewujudkan perdamaian yang lestari. “Dialog sangat penting untuk menjembatani kesenjangan diantara perempuan dari berbagai latar belakang. Dan kami ingin memastikan perempuan tidak tertinggal di masa depan Afghanistan,” kata Retno.

photo
Seorang perempuan memberikan suaranya dalam pemilu di Kota Kabul, Afghanistan.

Dari dialog tersebut, Indonesia dan Afghanistan akan menindaklanjuti dengan proyek dan program pengembangan kapasitas untuk memberdayakan perempuan Afghanistan. Selain itu, untuk membangun dan mempertahankan perdamaian di negara yang hampir dua dekade dilanda perang itu.

Sementara itu, Menteri Informasi dan Kebudayaan Afghanistan Hasina Safi berharap dialog tersebut dapat menghasilkan langkah-langkah spesifik untuk mendorong pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di negaranya. “Sesi awal dari proses perdamaian adalah dialog, di mana kita bisa menyediakan platform berbagi pengalaman melalui berbagai inisiatif jejaring, koordinasi, serta implementasi undang-undang,” ujar dia.

Isu mengenai perempuan, keamanan, dan perdamaian merupakan elemen dari politik luar negeri yang secara aktif disuarakan Indonesia di tataran internasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement