REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Bagi anak muda di Cile, protes menjadi norma baru yang harus dilakukan. Mereka memutuskan untuk melawan dan tidak akan berada dalam lorong ketakutan atas tindakan pemerintah yang keras.
"Kami adalah generasi baru," ujar Cristina Paillal yang berusia 28 tahun saat turun di jalan berdemonstrasi atas pemerintah Presiden Sebastian Pinera, dikutip dari Aljazirah, Sabtu (30/11).
Semua warga Cile berusia di bawah 30 tahun, termasuk sebagian besar mahasiswa, lahir setelah kediktatoran Augusto Pinochet selama 17 tahun berakhir pada tahun 1990. Selama pemerintahan Pinochet, pasukan negara membunuh atau secara paksa menghilangkan ribuan warga Cile.
Pada masa itu, puluhan ribu orang disiksa atau dipenjara karena alasan politik. Pelajar dan pemuda yang melakukan perlawanan termasuk di antara korban yang menghadapi siksaan dan kurungan.
"Kediktatoran berlangsung lama. Berbicara tentang politik dapat membuat Anda terbunuh. Generasi orangtua dan kakek-nenek kita hidup dengan ketakutan itu," kata mahasiswa teknik Mapuche Paillal dalam protes di Santiago.
Paillal terus terlibat dalam gerakan mahasiswa dan masyarakat adat. Namun, dia mengatakan, siswa sekolah menengah mewakili semua kelas sosial dan biasanya belum berafiliasi dengan partai politik mana pun, mereka cenderung berada di garis depan.
"Gerakan siswa sekolah menengah adalah fundamental," katanya.
Siswa sekolah menengah memulai sebulan demonstrasi nasional tanpa henti ketika mereka mengorganisir protes pembatalan tarif angkutan di Santiago. Protes kecil itu pun segera meluas menjadi demonstrasi atas keluhan lain, termasuk meningkatnya ketidaksetaraan dan konstitusi era kediktatoran.
"Ini bukan gerakan bawah tanah. Itu adalah segalanya," ujar siswa berusia 16 tahun Joaquin.
Siswa telah berada di jantung gerakan protes massa yang telah terjadi sejak akhir kediktatoran Pinochet. Siswa sekolah menengah adalah bibit dari gerakan "Penguin Revolution" 2006 dalam reformasi pendidikan.
"Sedikit yang berubah. Orang tidak mampu mendapatkan pendidikan yang baik," kata Joaquin.
Mahasiswa psikologi berusia 20 tahun Carla mengatakan, semuanya dimulai dengan siswa sekolah menengah. Setelah itu, universitas tanpa sejarah perjuangan sosial telah bergabung dengan gerakan protes.
"Ini baru permulaan," kata Carla, ketika ribuan orang berkumpul di bundaran pusat Santiago yang telah menjadi pusat protes dalam beberapa pekan terakhir.