REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sekitar 200 ribu orang yang tinggal di daerah pantai dan pegunungan di Filipina telah dievakuasi menyusul datangnya badai Topan Kammuri. Selain itu, Filipina juga akan menutup bandara, karena dikhawatirkan terjadi banjir dan longsor.
Aljazira melaporkan, Topan Kammuri merupakan topan ke-20 yang melanda Filipina pada tahun ini. Topan tersebut tiba di Pulau Luzon pada Selasa (2/12) sebelum tengah malam.
Badan bencana Filipina mengatakan 200 ribu orang telah dievakuasi dari puluhan provinsi di Luzon selatan. Selain itu, pihak berwenang menaikkan tingkat peringatan topan untuk 35 provinsi dan daerah-daerah di jalur topan yang setara dengan Kategori-4, untuk waspada terhadap kemungkinan tanah longsor, gelombang badai dan banjir.
Topan Kammuri diperkirakan akan melintas di dekat ibukota, Manila pada tengah hari Selasa. Hal ini mendorong para pejabat untuk mengumumkan rencana penutupan Bandara Internasional Ninoy Aquino dari pukul 11 siang hingga 11 malam waktu setempat.
Rencana penutupan bandara ini menyebabkan sejumlah jadwal penerbangan dibatalkan atau dialihkan. Sedangkan beberapa sekolah yang terkena dampak telah ditutup. Selain itu, penjaga pantai menghentikan perjalanan laut di wilayah timur laut.
Topan Filipina ketika negara tersebut menjadi tuan rumah ajang SEA Games, yang merupakan pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara. Akibat badai topan tersebut, kompetisi selancar angin telah ditunda dan beberapa pertandingan lainnya juga ikut ditunda untuk keselamatan para atlet.
Filipina adalah salah satu negara paling rawan bencana dan dilanda 20 badai topan setiap tahun. Filipina juga disrbut sebagai daerah "cincin api" yakni wilayah yang kerap terjadi gempa dan letusan gunung berapi.
Warga lokal Filipina menyebut Topan Kammuri sebagai Topan Tisoy. Menurut NASA, topan itu diberi nama lokal dengan harapan bahwa orang Filipina akan lebih tanggap bencana dan mengetahui bahwa gangguan cuaca menimbulkan ancaman langsung ke negara mereka.