Selasa 03 Dec 2019 16:35 WIB

Diplomat Teratas Cina akan Kunjungi Korsel

Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam lima tahun terakhir

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.
Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je
Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang diplomat teratas China dan anggota Dewan Negara Wang Yi akan mengunjungi Seoul pada pekan ini. Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

Wang dijadwalkan tiba di Seoul pada Rabu (4/12) mendatang dan akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Kementerian Luar Negeri Korsel menyatakan kunjungan Wang menjadi peluang untuk meningkatkan hubungan pembangunan yang baru melalui isu-isu bilateral dan regional.

Baca Juga

Kedua belah pihak diperkirakan akan membahas rencana kehadiran Moon pada pertemuan puncak trilateral dengan Jepang di China. Pertemuan juga akan membahas kemungkinan kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Korsel pada tahun depan.

Korsel melihat China sebagai penengah agar dapat menghidupkan kembali pembicaraan denuklirisasi antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara (Korut). Kunjungan Wang ke Korsel merupakan yang pertama kalinya sejak terjadi perselisihan mengenai sistem Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) di Korsel.

AS menyarankan pengaturan sistem THAAD untuk mengatasi ancaman rudal Korut. Sementara Beijing mengecam langkah tersebut karena radar THAAD dapat menembus wilayah China dan pengaturan sistem itu merupakan bagian dari upaya AS untuk membangun perisai rudal global.

Di sisi lain, China merupakan mitra dagang terbesar Korsel sehingga perselisihan ini mengakibatkan penurunan tajam industri pariwisata, kosmetik, dan hiburan di Korsel. Ketika Moon menjabat sebagai presiden pada 2017, China dan Korsel berupaya untuk memperbaiki hubungan diplomatik melalui sebuah perjanjian. Namun hubungan perekonomian keduanya hingga saat ini masih belum pulih.

"Hubungan dengan China agak terabaikan setelah keretakan dengan THAAD mereda. Namun masih ada beberapa titik gesekan mengenai THAAD dan zona pertahanan udara Cina," ujar rekan senior di Asian Institute for Policy Studies, Shin Beom-chul di Seoul.

Diketahui, pesawat militer China kerap melanggar zona pertahanan udara Korsel sehingga menimbulkan perselisihan baru. Pada Jumat lalu, militer Korea Selatan melacak sebuah pesawat perang China yang berulang kali memasuki zona identifikasi pertahanan udara Korea selama tiga setengah jam.

Korsel berusaha membuka hotline militer tambahan dengan China untuk meningkatkan komunikasi. Menteri pertahanan kedua negara membahas masalah itu di sela-sela konferensi internasional di Bangkok bulan lalu.

"Kunjungan Wang mungkin tidak cukup untuk menyelesaikan semua perselisihan, tetapi bisa menjadi titik awal, selama China tidak menuntut tindakan drastis terutama atas THAAD," kata Shin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement