Rabu 27 Nov 2019 07:25 WIB

Panel Surya Ubah Tradisi Hadiah Pernikahan Tradisional Korut

jumlah keluarga di Korut yang memiliki panel surya volume tinggi juga meningkat.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Pernikahan.   (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Pernikahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG — Warga Korea Utara (Korut) semakin banyak menggunakan peralatan rumah tangga bertenaga surya di rumah mereka. Hal ini kemudian membuat terjadi sejumlah perubahan dalam kebiasaan masyarakat negara terisolasi itu, salah satunya adalah dalam urusan jenis hadiah untuk pengantin wanita saat akan melangsungkan pernikahan.

Dengan lebih banyak listrik di Korut, semakin banyak kehidupan keluarga yang kini dilengkapi dengan panel surya. Panel dapat memberi daya pada gawai dengan volume antara  50 dan 250 watt, yang mencakup perangkat volume rendah maupun peralatan yang lebih besar seperti lemari es atau mesin cuci.

Baca Juga

Sejalan dengan tren ini, penanak nasi listrik atau ketel telah menjadi hadiah pernikahan yang semakin populer. Salah seorang sumber yang tinggal di Provinsi Ryanggang mengatakan bahwa banyak yang berubah sejak awal era 2000-an, di mana dua atau tiga jenis peralatan elektronik sering dijadikan sebagai hadiah untuk anak perempuan yang menikah.

“Bagi keluarga yang lebih kaya, akan memperoleh setidaknya lima jenis perangkat elektronik berkualitas tinggi seperti ponsel, lemari es, TV LCD, pot dan kipas untuk hadiah pernikahan,” ujar sumber lainnya yang berasal dari Pyongsong, dilansir Daily NK, Selasa (26/11).

Tentunya, jenis hadiah ini disesuaikan dengan preferensi mereka. Biasanya, pengantin wanita juga memilikih alat-alat untuk perawatan kecantikan, seperti pengering rambut dan setrika.

Menurut laporan, jumlah keluarga di Korut yang memiliki panel surya volume tinggi juga meningkat. Panel surya dengan kekuatan 250 watt diketahui memiliki harga lebih dari 200 dolar AS. Karena popularitas yang terus meningkat, harga gawai eletronik yang ada di negara itu juga terus meningkat setiap tahunnya.

Sebagai contoh, pemasak nasi listrik yang biasanya dijual seharga 110 ribu KPW hingga 140 ribu KPW (won Korut) pada 2015, namun kini harganya bisa mencapai 150 ribu KPW hingga 200 ribu KPW di pasar gelap, bahkan untuk produk buatan Korea Selatan (Korsel), bisa lebih mahal.

“TV LCD kecil memiliki harga 540 ribu KPW dan berukuran sedang berada di kisaran 1,5 juta KPW dan TV LCD besar seharga 2,5 juta,” ujar seorang sumber dari wilayah Sino, perbatasan Korut dan Korsel.

Biasanya, memberikan peralatan elektronik dengan harga yang mahal adalah cara bagi setiap keluarga di Korut menunjukkan kekayaan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement