Kamis 05 Dec 2019 04:00 WIB

Kemenlu Dorong Pemuda Melek Demokrasi di BDSC

Wamenlu Mahendra Siregar mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam demokrasi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Demokrasi Indonesia. Wamenlu Mahendra Siregar mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam demokrasi. (ilustrasi)
Foto: republika
Demokrasi Indonesia. Wamenlu Mahendra Siregar mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam demokrasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mendorong pemuda untuk berpartisipasi dalam demokrasi. Peran pemuda menurutnya sangat penting dalam membangun demokrasi sebuah negara di ujung tombak terlebih pada pemungutan suara.

"Saya menekankan anak muda jika sudah aktif sekali dan super aktif di internet dan media sosial dan semuanya jangan lupa untuk memberikan suaranya juga di kotak suara. Sebab sering kali begitu super aktif di internet, pemuda lupa untuk memberikan suaranya dalam pemilihan umum," ujar Mahendra usai bincang dengan para pemuda dari berbagai negara dalam penyelenggaraan Bali Democracy Students Conference (BDSC), Rabu (4/11).

Baca Juga

Mahendra mencontohkan perihal referendum Brexit di Inggris. Partisipasi pemuda dalam memilih sangat kecil atau tercatat 30 persen. "Suatu referendum kalah karena justru para pemudanya tidak turut dalam pemilihan, tidak datang ke kotak pemungutan suara," kata dia.

"Tadi saya sampaikan kepada mereka, Indonesia tidak begitu. Jumlah rasio generasi muda dengan umur di atasnya seimbang," ujarnya menambahkan.

Bincang Kemenlu dengan para pemuda diikuti 113 pemuda dari 55 negara. Beberapa pemuda kritis menanyakan soal demokrasi di Indonesia secara garis besar yang penting bagi mereka untuk diketahui. Demokrasi juga dikaitkan dengan pengaruhnya kepada instrumen digital.

Banyak pemuda yang hadir memandang demokrasi sebagai suatu kesempatan yang semakin besar bagi semua orang sehingga dapat meningkatkan kualitas demokrasinya. Meski demikian, banyak yang memandang peranan demokrasi yang mengakar ke berbagai aspek sebagai seuatu kekhawatiran. Sebab akses dari penggunaan digital misalnya, bisa berpengaruh positif dan negatif.

"Saya melihat nuansanya luas sekali, saya melihatnya cakupan yang ditanyakan para pemuda betul-betul mengcover seluruh aspek. Senang bisa berinteraksi dengan mereka, sebab di Indonesia kita banyak contoh yang kita alami sendiri, bukan teoritis lagi kita bisa bagikan tadi," tutup Wamenlu.

Bincang pemuda kali ini merupakan rangkaian dari Bali Democracy Forum (BDF) yang ke-12 di Nusa Dua, Bali dengan tema "Let's Talk Digital". Sejak 2017, BDF telah berkembang lebih lanjut dengan melibatkan para siswa/mahasiswa melalui Bali Democracy Students Conference (BDSC). BDSC diadakan dengan tujuan untuk mentransfer nilai demokrasi kepada generasi muda dan menyerap pandangan dan masukan dari mereka.

BDSC I diadakan pada 2017 dan dihadiri 150 siswa dari 61 negara. Temanya adalah "Dari Kampus untuk Demokrasi". Menyusul keberhasilan BDSC I, BDSC II diadakan pada 2018 dan dihadiri oleh 138 peserta dari 58 negara. Tema BDSC II adalah "Demokrasi untuk Kesejahteraan: Perspektif Pemuda".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement