REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron terlibat adu debat menjelang pertemuan puncak NATO di London, Selasa (3/12). Dalam sebuah konferensi pers, kedua pemimpin negara itu saling berdebat mengenai peran NATO.
Perdebatan itu menekankan pada perselisihan AS dengan negara-negara NATO. Trump menuntut agar Eropa dapat meningkatkan anggaran pertahanan kolektif dan membuat konsesi bagi kepentingan AS dalam perdagangan.
Pada bulan lalu, Macron menggambarkan NATO sedang 'mati otak' dan mempertanyakan komitmen AS terhadap aliansi tersebut. Komentar Macron muncul setelah pemerintahan Trump menarik pasukan AS keluar dari Suriah utara pada bulan lalu. Keputusan ini mengecewakan anggota NATO Eropa.
Trump mengatakan kritik Macron terhadap NATO sangat jahat. Trump menyatakan, memanfaatkan NATO untuk perdagangan merupakan tindakan yang tidak tepat.
"Tidak benar memanfaatkan NATO untuk perdagangan, kita tidak membiarkan itu terjadi," kata Trump.
Sebanyak 29 negara anggota NATO diharuskan untuk menganggarkan sebesar dua persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan kolektif. Macron mengatakan, Prancis saat ini menganggakan 1,84 persen dari PDB untuk pertahanan. Macron mengakui AS terlalu banyak berinvestasi di NATO selama beberapa dekade.
"Kita menginvestasikan uang dan menempatkan nyawa prajurit dalam risiko operasi, maka fundamental NATO harus lebih diperjelas," kata Macron.
NATO atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara merupakan organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada 1949. Aliansi ini memiliki strategi militer untuk pertahanan kolektif di seluruh wilayahnya.
Pertemuan puncak NATO digelar pada Rabu (4/12) di Hertforshier. Pada Selasa malam, para pemimpin negara anggota NATO menghadiri resepsi yang diselenggarakan oleh Ratu Elizabeth di Istana Buckingham.