Kamis 05 Dec 2019 11:44 WIB

Darurat Campak, Pemerintah Samoa Tutup Layanan Publik

Pemerintah Samoa menutup fasilitas layanan publik dan bisnis akibat wabah campak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak.
Foto: EPA
Petugas medis memperlihatkan botol berisi vaksin campak.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMOA -- Pemerintah Samoa menutup fasilitas layanan publik dan bisnis akibat wabah campak yang telah menewaskan 62 orang. Penutupan ini menyusul dimulainya kampanye vaksinasi massal.

Pemerintah juga memerintahkan agar layanan kapal feri antar pulau dibatalkan. Seluruh penduduk Samoa disarankan untuk tinggal di rumah dan mengibarkan bendera merah apabila mereka belum mendapatkan vaksinasi. Tim medis yang bertugas untuk melakukan vaksinasi mulai bekerja ke seluruh wilayah Samoa sejak dini hari.

Baca Juga

Bendera merah tampak berkibar di kediaman Perdana Menteri Samoa, Tuilaepa Sailele Malielegaoi. Dia mengatakan keponakannya baru saja tiba dari Australia dan perlu mendapatkan vaksin campak.

"Warga kami sekarang lebih sadar bahwa vaksinasi bagi anak-anak adalah satu-satunya cara," kata Malielegaoi.

Aljazirah melaporkan pemerintah setempat tidak mengizinkan warganya untuk mengemudi kecuali mereka pergi ke rumah sakit atau memiliki izin khusus. Pemerintah Samoa menetapkan status darurat atas penyebaran wabah campak tersebut.

Berdasarkan laporan, sebanyak 165 kasus campak telah dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Wabah tersebut telah menewaskan 62 warga Samoa, dengan 54 di antaranya adalah bayi dan anak-anak yang berusia di bawah empat tahun.

"Saya telah melihat kampanye mobilisasi massal sebelumnya, tetapi tidak di seluruh negara seperti ini. Itulah yang sedang kita lakukan sekarang. Seluruh negara ini sedang divaksinasi," kata Kepala UNICEF Wilayah Pulau Pasifik, Sheldon Yett.

Sebelum wabah terjadi, tingkat imunisasi di Samoa sekitar 30 persen. Setelah ada wabah campak, tingkat imunisasi melonjak menjadi 55 persen. Yett mendorong tingkat imunisasi di Samoa naik menjadi di atas 90 persen sehingga diharapkan dapat mengurangi wabah dan menghentikan epidemi di masa mendatang.

Anak-anak adalah yang paling rentan terhadap campak. Biasanya campak menyebabkan ruam dan demam serta kerusakan otak dan kematian. Epidemi campak juga terjadi di negara Fiji dan Tonga. Namun tingkat imunisasi di negara tersebut cukup baik sehingga wabah lebih mudah diatasi dan tidak ada laporan kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement