Kamis 05 Dec 2019 17:00 WIB

Erdogan Kecam Pengaitan Islam dengan Terorisme

Erdogan mengecam penggunaan kata Islam untuk menggambarkan terorisme

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Erdogan mengecam penggunaan kata Islam untuk menggambarkan terorisme. Ilustrasi.
Foto: Presidential Press Service via AP
Erdogan mengecam penggunaan kata Islam untuk menggambarkan terorisme. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam penggunaan kata Islam untuk menggambarkan terorisme. Menurut dia, pernyataan demikian sangat tak bertanggung jawab dan bertentangan.

"Islam adalah agama yang damai," kata Erdogan saat berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan partainya, AK Party, yang turut dihadiri warga Turki di London, Inggris, Rabu (4/12). Erdogan memenuhi undangan acara tersebut seusai menghadiri pertemuan puncak NATO.

Baca Juga

Erdogan mengatakan rasialisme, diskriminasi, dan aksi permusuhan terhadap Islam meningkat di Eropa baru-baru ini. Ia melihat adanya gerakan sayap kanan yang membidik Muslim, termasuk komunitas Turki.

"Pemilihan Parlemen Eropa terakhir sekali lagi menunjukkan bahwa politik identitas menjadi semakin dominan di Eropa," kata dia. Ia juga menambahkan media dan beberapa politisi telah memperdalam prasangka terhadap Islam dengan pernyataan tak bertanggung jawab mereka.

Pada kesempatan itu, Erdogan turut menyinggung operasi militer yang dilakukan negaranya di Suriah. Dia menegaskan tindakan itu dilakukan semata-mata untuk menumpas kelompok teroris yang selama beberapa dekade merongrong keamanan perbatasan Turki.

Dia mengatakan negaranya tak memerlukan izin dari pihak mana pun untuk menumpas teroris. Itu merupakan respons Erdogan terkait adanya sejumlah negara yang mengkritik keras aksi militer Turki di Suriah.

Pada Oktober lalu Turki melaksanakan operasi militer di timur laut Suriah. Dalam operasi yang diberi nama Operation Peace Spring itu Ankara hendak menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan antara Suriah dan Turki.

Salah satu target Turki adalah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi. SDF merupakan sekutu utama Amerika Serikat (AS) dalam memerangi ISIS di Suriah. Washington tak hanya memberi pelatihan, tapi juga memasok SDF dengan persenjataan. Tindakan AS itu sempat dikecam oleh Turki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement