Jumat 06 Dec 2019 16:15 WIB

Polisi Paris Tangkap Demonstran Reformasi Pensiun

Polisi Paris menangkap setidaknya 90 orang di demo yang menggugat reformasi pensiunan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Unjuk rasa serikat pekerja yang memprotes perombakan sistem pensiun di Prancis, Kamis (5/12).
Foto: Guillaume Horcajuelo/EPA
Unjuk rasa serikat pekerja yang memprotes perombakan sistem pensiun di Prancis, Kamis (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Polisi Paris telah menangkap setidaknya 90 orang dalam demonstrasi yang menggugat reformasi pensiunan oleh Presiden Emmanuel Macron. Aksi itu pun berakhir dengan penggunaan gas air mata kepada demonstran pada Kamis (5/12).

Polisi mengatakan sebanyak 65 ribu orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Prancis. Sedangkan lebih dari 800 ribu demonstrasi terjadi secara nasional untuk menggugat reformasi pensiun.

Baca Juga

Sekelompok kecil aktivis bertopeng menghancurkan jendela toko serta membakar dan melemparkan suar di sela-sela pawai yang dinyatakan damai di Paris. Demonstran juga menembakkan petasan ke polisi dengan seragam pengamanan dan beberapa wartawan dirampok di jalan.

Pertempuran pecah antara polisi yang menembakkan gas air mata dan pengunjuk rasa yang melempar api di kota barat Nantes. Ribuan aktivis serikat pekerja berbaju merah berbaris melalui kota-kota dari Marseille di Mediterania ke Lille di utara.

Kondisi yang memanas ini telah diantisipasi dengan penutupan berbagai tempat wisata dan penundaan transportasi publik. Pemerintah Paris membarikade istana kepresidenan dan mengerahkan enam ribu petugas polisi.

Bahkan, polisi memerintahkan semua bisnis, kafe, dan restoran di daerah itu untuk tutup dan menahan 71 orang sebelum demonstrasi dimulai. Louvre pun menutup beberapa galeri, begitu pula dengan Istana Versailles dan Menara Eiffel.

Stasiun kereta bawah tanah di Paris menutup gerbang dan kereta TGV berkecepatan tinggi membatalkan perjalanan. Hampir 20 persen penerbangan di Bandara Orly Paris dilaporkan tertunda.

Beberapa wisatawan menunjukkan dukungan untuk para pekerja yang mogok. Sedangkan wisatawan lain merasa terkena dampak yang tidak menguntungkan dengan adanya unjuk rasa disertai kekerasan itu.

"Saya tidak tahu tentang pemogokan yang terjadi. Saya menunggu dua jam di bandara untuk kereta tiba dan itu tidak tiba," kata wisatawan dari New York bernama Ian Crossen.

Menteri Transportasi Elisabeth Borne memperkirakan masalah perjalanan akan terus tertahan hingga Jumat. Serikat pekerja mengatakan akan mempertahankan pemogokan kereta bawah tanah Paris setidaknya sampai Senin.

Pemogokan terbuka oleh serikat pekerja di negara itu merupakan tantangan terbesar bagi Macron sejak gerakan rompi kuning. Kelompok itu bergerak melawan ketimpangan ekonomi yang meletus setahun yang lalu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement