Jumat 06 Dec 2019 16:05 WIB

Israel Klaim Miliki Hak Lembah Yordan

PM Israel Benjamin Netanyahu klaim Israel punya hak penuh menganeksasi Lembah Yordan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Lembah Yordan. PM Israel Benjamin Netanyahu klaim Israel punya hak penuh menganeksasi Lembah Yordan. Ilustrasi.
Foto: Republika
Lembah Yordan. PM Israel Benjamin Netanyahu klaim Israel punya hak penuh menganeksasi Lembah Yordan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel memiliki hak penuh untuk menganeksasi Lembah Yordan. Bahkan, dia telah membahas untuk mengambil area itu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.

Penyataan ini bahkan menentang Jaksa Kepala Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Fatou Bensouda. Dia mengatakan melihat proses aneksasi Israel dengan penuh keprihatinan. Akan tetapi Netanyahu bersikeras itu adalah hak penuh Israel untuk melakukannya kalau memang menginginkan hal itu.

Baca Juga

Lembah Yordan terdiri dari sekitar 25 persen Tepi Barat dan dipandang sebagai wilayah strategis. Tempat ini pun menjadi salah satu dari sedikit area terbuka yang bisa dikembangkan oleh Palestina. Namun, Israel mengatakan daerah itu sangat penting bagi keamanan negara, memberikan lapisan perlindungan di sepanjang sisi timurnya.

Netanyahu mengatakan usulannya untuk mencaplok bagian strategis Tepi Barat telah dibahas dalam pertemuan tengah malam dengan Pompeo. Mereka juga setuju untuk bergerak maju dengan rencana perjanjian pertahanan bersama.

Perdana Menteri Israel ini menyebut pertemuan selama 1 jam 45 menit di Lisbon merupakan agenda penting untuk keamanan Israel. Secara khusus, dia mencatat kemajuan yang mereka buat menuju pakta pertahanan bersama.

Kerja sama ini akan menawarkan jaminan lebih lanjut kepada Israel terhadap serangan di masa depan dari Iran. Netanyahu mengatakan telah memberi tahu saingan utamanya, mantan kepala militer Benny Gantz, tentang kemajuan dalam prakarsa ini.

Para pejabat pertahanan Israel serta Gantz telah menyatakan keprihatinan tentang perjanjian itu. Keputusan tersebut dapat membatasi kebebasan Israel untuk beroperasi secara militer.

Netanyahu mengatakan dia mengetahui perkiraan itu. Tetapi ia meyakinkan kalau kerja sama dengan AS adalah peluang bersejarah. Israel tidak akan terbatas untuk bertindak melawan Iran.

Presiden dan kepala eksekutif Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional AS di Washington, Mike Makovsky, telah mempromosikan gagasan pakta pertahanan. Dia mengatakan proposal itu akan menawarkan lapisan pencegahan tambahan, mengurangi intensitas, dan ruang lingkup potensi perang dengan Iran.

"Sama seperti setiap perjanjian pertahanan timbal balik lainnya, itu akan menjadi kebijaksanaan kedua belah pihak bagaimana hal itu akan dilaksanakan. Pakta pertahanan timbal balik telah menjadi sumber stabilitas," kata Makovsky.

Di Lisbon, Netanyahu juga bertemu dengan Perdana Menteri Portugis Antonio Costa. Netanyahu berterima kasih padanya karena mengadopsi definisi antisemitisme Holocaust Remembrance Alliance, yang memperkuat pedoman untuk memasukkan beberapa bentuk kritik terhadap Israel.

Peneliti Israel melaporkan awal tahun ini serangan kekerasan terhadap orang-orang Yahudi di seluruh dunia melonjak secara signifikan. Tahun 2018 menjadi jumlah terbesar yang dilaporkan orang Yahudi terbunuh dalam aksi antisemit dalam beberapa dekade.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement