Jumat 06 Dec 2019 22:23 WIB

Perusahaan Uber Ungkap 3.000 Laporan Kekerasan Seksual

Uber menerima 3.000 laporan kekerasan seksual pada mitra mereka.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Uber melakukan antisipasi serius menangani ancaman kekerasan seksual pada mitra mereka. Foto Supir uber di London. Ilustrasi
Foto: Telegraph
Uber melakukan antisipasi serius menangani ancaman kekerasan seksual pada mitra mereka. Foto Supir uber di London. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO – Uber Technologies Inc, mengatakan telah menerima lebih dari 3.000 laporan tentang kekerasan seksual terkait 1,3 miliar kendaraan online tersebut di Amerika Serikat tahun lalu. 

Laporan ini bertujuan untuk memastikan pengemudi dan masyarakat bahwa perusahaan serius tentang keselamatan penumpang. Angka tersebut mewakili penurunan 16 persen dalam tingkat insiden dari tahun sebelumnya dalam lima kategori paling serius dari serangan seksual yang dilaporkan.  

Baca Juga

Pernyataan ini disampaikan Uber pada Kamis (5/12) dalam laporan keselamatan dua tahunan AS. Perusahaan itu juga mengatakan laporan serangan terhadap penumpang mengabaikan risiko bagi pengemudi karena pengendara menyumbang sekitar setengah dari tersangka.

Laporan setebal 84 halaman itu muncul hampir dua pekan setelah Uber mengatakan akan mengajukan banding atas kehilangan lisensi untuk membawa penumpang di London karena pola kegagalan pada keselamatan dan keamanan.

Uber, yang di masa lalu telah menghadapi kritik atas keselamatan pada platformnya dan telah berulang kali mendapat tuntutan hukum atas kesalahan pengemudi, tahun lalu berkomitmen untuk merilis laporan keselamatan sebagai tanda perubahan budaya di bawah CEO baru.

Perusahaan itu, yang beroperasi di 70 negara, mengatakan laporan itu menunjukkan komitmennya terhadap transparansi untuk meningkatkan akuntabilitas dan keselamatan industri di seluruh dunia. Uber mengatakan akan menggunakan apa yang dipelajarinya dari laporan untuk langkah selanjutnya di tempat lain.

"Saya menduga banyak orang akan terkejut melihat betapa jarangnya insiden ini, orang lain akan berpikir bahwa mereka masih terlalu umum.  Beberapa orang akan menghargai seberapa banyak yang kami lakukan pada keselamatan,  yang lain akan mengatakan kita memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka semua benar," kata Chief Executive Officer Uber, Dara Khosrowshahi. 

Dalam laporan itu, Uber mengatakan 99,9 persen dari 2,3 miliar perjalanannya di AS pada 2017 dan 2018 berakhir tanpa insiden keselamatan. Uber menerima 235 laporan penetrasi seksual non-konsensual tahun lalu dan 280 percobaan penetrasi seksual non-konsensual, hampir semua diajukan oleh perempuan. Laporan serangan yang tersisa termasuk insiden ciuman yang tidak diinginkan atau menyentuh bagian tubuh. 

Laporan itu juga merinci 10 serangan fisik fatal pada 2017 dan sembilan pada 2018, delapan korban adalah penumpang, tujuh adalah pengemudi yang menggunakan aplikasi Uber, dan empat adalah pihak ketiga seperti orang-orang di pinggir jalan.  

Pada sebuah acara pada Rabu, Khosrowshahi mengatakan dia memprioritaskan meningkatkan budaya dan keselamatan Uber ketika mengambil perannya pada 2017. Pada saat itu, Uber sedang berurusan dengan kejatuhan peraturan dan reaksi publik atas praktik bisnisnya, memaksa mantan CEO dan pendiri Travis Kalanick untuk mundur. "Kami harus mengubah budaya secara internal dan kami hanya harus melakukan hal yang benar," kata Khosrowshahi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement