REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi mengungkapkan bahwa proyek transportasi publik di ibu kota Arab Saudi, Riyadh telah rampung 90 persen. Dia memastikan proyek trasportasi umum itu akan selesai sepenuhnya sesuai jadwal.
"Proyek ini akan selesai pada pertengahan atau akhir tahun 2020 mendatang," kata Emir Riyadh Pangeran Faisal Bin Bandar seperti diberitakan laman Saudigazette, Sabtu (7/12).
Hal tersebut disampaikan Emir Pangeran Faisal di sela-sela acara peresmian 42 proyek air untuk lingkungan, air, dan sistem pertanian. Proyek tersebut menelan biaya melebihi 3,8 miliar riyal.
Dalam kesempatan yang sama, Emir Pangeran Faisal juga sekaligus meresmikan markas baru Kementerian Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian di Riyadh. Emir Pangeran Faisal mengaku berterima kasih kepada Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman. Mereka dinilai telah memberikan dukungan tanpa pamrih atas proyek tersebut.
Emir Pangeran Faisal menjelaskan bahwa proyek air akan mencapai Al Qiddiya, kota yang akan menjadi salah satu pusat hiburan hiburan, olahraga, dan budaya di Riyadh. Menurut dia, aliran itu akan berkontribusi guna mengubah kawasan tersebut menjadi tanah yang subur.
"Hal itu kemudian akan membantu membangun banyak acara di setiap musim," katanya.
Dia mengungkapkan, Al Qiddiya kini tengah berupaya melakukan reboisasi. Kawasan itu akan menjadi wilayah hijau di masa depan.
Pemerintah Arab Saudi meluncurkan proyek senilai Rp 112,5 triliun di Ibu Kota Riyadh. Peluncuran proyek itu adalah yang terbaru dari serangkaian pengumuman investasi besar.
Emir Pangeran Faisal dalam pidatonya saat itu mengatakan proyek pembangunan itu merupakan bagian dari Visi 2030 negara kerajaan tersebut. Visi 2030 Arab Saudi adalah program reformasi ekonomi yang diluncurkan Pangeran Mohammad Bin Salman Al Saud.