REPUBLIKA.CO.ID, PENSACOLA -- Pelajar Arab Saudi yang membunuh tiga orang di ruang kelas pangkalan militer di Florida sempat menonton video penembakan. Petugas mengatakan satu pekan sebelum sebelum melakukan aksinya pelaku sempat mengundang tiga temannya untuk menonton video penembakan.
Pelaku yang diidentifikasi sebagai Mohammed Saeed Alshamrani melepaskan tembakan di dalam ruang kelas di Naval Air Stastion Pensacola, Florida, Jumat (6/12) lalu. Ia membunuh tiga orang dan melukai dua orang sheriff. Satu di tangan dan satu di lutut.
Alshamrani akhirnya ditembak hingga tewas oleh seorang sherif. Delapan orang lainnya juga terluka dalam insiden ini. Dua sheriff yang ditembak diperkirakan akan selamat.
Petugas yang tidak disebutkan namanya mengatakan satu dari tiga orang siswa yang diajak Alshamrani menonton video penembakan merekam aksi penembakan di luar ruang kelas, Ahad (8/12). Sementara dua orang siswa Arab Saudi lainnya menonton dari dalam mobil.
Pemerintah masih melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah insiden ini bermotif terorisme atau tidak. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan akan meninjau ulang kebijakan pelatihan militer asing di AS.
Petugas itu mengatakan 10 orang pelajar Arab Saudi ditahan di pangkalan militer. Sementara beberapa orang lainnya dinyatakan tidak terlibat.
Petugas lainnya yang juga tidak berwenang menyampaikan informasi ke media mengatakan FBI sedang memeriksa unggahan media sosial Alshamrani. FBI juga sedang menyelidiki apakah Alshamrani melakukan aksinya seorang diri atau terkoneksi dengan kelompok yang lebih besar.
Serangan Florida adalah penembakan kedua yang berlangsung di pangkalan militer AS minggu lalu. Dua hari sebelumnya, seorang pelaut AS menembak mati dua pekerja di pangkalan militer Pearl Harbor di Hawaii.
Pangkalan Pensacola telah lama menawarkan pelatihan penerbangan kepada militer asing. Pilot Saudi memulai pelatihan di pangkalan Pensacola pada 1995, bersama personel lainnya dari Italia, Singapura, dan Jerman.
Kapten Timothy F Kinsella Jnr, perwira komandan dasar, mengatakan sekitar 200 siswa internasional terdaftar dalam program di sana. Menurut situsnya, pangkalan Angkatan Laut itu mempekerjakan lebih dari 16 ribu militer dan 7.400 personil sipil.
Alshamrani adalah letnan kedua di Angkatan Udara Saudi. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Saudi menyebut serangan itu mengerikan. Saudi mengatakan akan memberikan dukungan penuh terhadap penyelidikan.