REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berangkat ke pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Den Haag, Belanda pada Ahad (8/12). Keberangkatan itu dalam upaya membela Myanmar dari tuduhan genosida minoritas Muslim Rohingya.
Ketika berjalan melewati bandara Naypyitaw, Suu Kyi digambarkan tersenyum. Dia diapit oleh para pejabat, sehari setelah ribuan orang berkumpul di kota untuk mendukungnya dan melakukan upacara doa untuk dirinya.
Keberangkatan lebih banyak orang akan terjadi pada sore hari untuk mendukung Suu Kyi. Mereka akan berada di Den Hag sepanjang pekan mendatang. Audiensi ditetapkan pada 10-12 Desember.
Keberangkatan Suu Kyi atas pengajuan gugatan dari negara di Afrika Barat, Gambia. Gugatan pada November itu menuduh Myanmar melakukan genosida, kejahatan internasional paling serius, terhadap minoritas Muslim Rohingya.
Selama tiga hari persidangan, panel dengan 16 anggota hakim PBB di Pengadilan Kejahatan Internasional akan melakukan langkah-langkah sementara untuk melindungi Rohingya. Suu Kyi akan dimintai penjelasan atas kasus tersebut.
Lebih dari 730 ribu Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada 2017 setelah penindasan brutal yang dipimpin militer. PBB pun telah menyatakan peristiwa itu memiliki niat genosida serta termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan.
Meskipun ada kecaman internasional atas kampanye tersebut, Suu Kyi dan pemerintah Myanmar melakukan pembelaan dengan menerjunkan militer. Sikap itu pun tetap mendapatkan dukungan dari masyarakat di negaranya.
Demonstrasi pro Suu Kyi telah diadakan di kota-kota besar sejak ia diumumkan akan menghadiri audiensi secara langsung. Papan iklan dengan fotonya dan kata-kata 'berdiri dengan Suu Kyi telah didirikan di seluruh negeri, termasuk di bekas ibu kota bersejarah Bagan.