Senin 09 Dec 2019 07:10 WIB

Saudi Hapus Aturan Pemisahan Gender Pintu Masuk Restoran

Penghapusan aturan pemisahan gender segera diberlakukan.

Rep: Febryan A/ Red: Nashih Nashrullah
Penghapusan aturan pemisahan gender di restoran bagian dari reformas putra mahkota. Foto bendera Arab Saudi.
Foto: Eurosport
Penghapusan aturan pemisahan gender di restoran bagian dari reformas putra mahkota. Foto bendera Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Pemeritah Arab Saudi tak lagi mewajibkan pengelola restoran untuk memisahkan pintu masuk bagi laki-laki dan perempuan. Keputusan itu adalah kelanjutan reformasi Arab Saudi yang dipimpin Pangeran Mohammed bin Salman

Keputusan untuk menghapus kewajiban pembagian pintu itu disampaikan oleh Kementerian Kota dan Urusan Pedesaan Arab Saudi lewat akun Twitter-nya pada Senin (9/12) waktu setempat. 

Baca Juga

Sebelumnya, Arab Saudi mewajibkan setiap restoran untuk memiliki dua pintu masuk. Satu untuk perempuan dan keluarga. Satu lagi untuk laki-laki. Meski demikian, selama setahun terakhir, peraturan itu mulai perlahan ditinggalkan. Sebab, restoran, kafe, pusat konferensi, dan ruang konser berhenti memberlakukannya secara ketat.

Namun penghapusan aturan terbaru itu belum terlalu jelas akan sampai ke bagian mana saja. Seorang juru bicara kementerian yang dihubungi oleh Reuters tidak menentukan apakah pemisahan tempat duduk di dalam restoran juga akan dihilangkan.

Satu hal yang jelas, pencabutan aturan itu berarti menghilangkan kewajiban. Artinya, kata juru bicara kementerian, restoran masih bisa mempertahankan pintu masuk yang terpisah jika pengelola memilih untuk melakukannya.

Selain itu, hingga berita ini diturunkan, tak ada pengumuman serupa terkait sektor publik lainnya. Seperti sekolah dan rumah sakit, yang tampaknya akan tetap memisahkan pintuk masuk untuk laki-laki dan perempuan.

Penghapusan aturan pemisahan tersebut adalah rangkaian dari reformasi Arab Saudi yang digawangi Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sebelum ini, larangan mengemudi dan menghadiri hiburan publik bagi perempuan juga sudah dicabut.

Arab Saudi, sebagai salah satu negara dengan pemisahan gender terbanyak di dunia, juga telah meninggalkan sistem perwalian. 

Di mana perempuan tak lagi harus mendapatkan persetujuan kerabat laki-lakinya untuk membuat keputusan penting, meski beberapa batasan utama tetap ada.

Keterbukaan sosial ini, tulis Reuters, telah disertai dengan tindakan keras pada perbedaan pendapat dengan ditangkapnya puluhan ulama, intelektual, dan aktivis.  Termasuk wanita yang telah berkampanye untuk beberapa kebebasan yang akhir-akhir ini telah diberikan.

Reformasi sosial ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan reaksi balik dari kaum konservatif. Meskipun sejauh ini hanya ada sedikit serangan balik yang konkret.

Mohammed bin Salman (34 tahun) adalah pewaris tahta kerajaan Saudi dan saat ini sudah menjadi penguasa Arab Saudi secara de facto. Saat dia mulai menggantikan tahta raja Salman nantinya, Mohammed menjadi raja pertama dari generasi baru. Sebab, sejak 1953, suksesi kerajaan bergilir di antara enam saudara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement