REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ribuan petugas pemadam kebakaran di Australia mencegah meluasnya kobaran api, Senin (9/12) saat suhu setempat diperkirakan meningkat. Peningkatan suhu membuat risiko gelombang kebakaran hutan lebih luas di pantai timur Australia.
Lebih 100 titik api masih menyala di kawasan itu dan suhu diprediksi mencapai 40 derajat Celcius. Pihak berwenang memperingatkan kondisi akan memburuk pada Selasa.
Komisaris Dinas Pemadam Kebakaran New South Wales (NSW) Shane Fitzsimmons menyatakan, untuk meminimalkan kondisi terburuk, petugas pemadam kebakaran memilih membakar lebih dulu padang rumput di sekitar rumah. Cara itu dapat dilakukan untuk menghilangkan bahan bakar.
"Petugas pemadam kebakaran berusaha untuk mengambil keuntungan dari kondisi yang lebih moderat dan menetapkan sebanyak mungkin opsi penahanan yang signifikan," kata Fitzsimmons.
Fitzsimmons menjelaskan, untuk melakukan tindakan itu, petugas yang dikerahkan pun cukup besar. Sebanyak lebih dari 2.000 orang telah turun langsung ke lapangan.
Di kota kecil Hawkesbury, sekitar 50 km barat laut Sydney, penduduk bergabung dengan petugas pemadam kebakaran untuk menjaga harta benda mereka. Wali kota Barry Calvert mengatakan warga berusaha membersihkan dedaunan dari sekitar rumah, dan membuka gerbang untuk memastikan pekerja darurat memiliki akses.
Calvert mengatakan banyak penduduk setempat berjuang untuk memindahkan hewan dan ternak di daerah yang terkenal dengan pembiakan kuda pacuan. "Kami telah membuka ruang pameran bagi orang-orang untuk memindahkan hewan mereka, tetapi banyak orang di sini mungkin memiliki 20 kuda dan hanya dua kotak kuda sehingga mereka tidak dapat memindahkan mereka dengan cepat," kata Calvert.
Kebakaran hutan telah menewaskan sedikitnya empat orang, menghancurkan lebih dari 680 rumah dan membakar lebih dari 1 juta hektare hutan semak di seluruh Australia timur sejak awal November. Kebakaran seperti itu biasa terjadi di musim panas yang kering dan panas di Australia, tetapi kebakaran datang lebih awal.
Kebakaran hutan telah menyelimuti Sydney dalam asap dan abu selama lebih dari seminggu, mengubah langit siang hari menjadi jingga. Kondisi itu menutupi jarak pandang dan mendorong para pengendara dan orang yang ada di luar memakai masker ketika keluar ruang.