Senin 09 Dec 2019 13:52 WIB

Gunung Berapi di Selandia Baru Meletus

Sejumlah orang terluka dan hilang akibat letusan gunung berapi di Selandia Baru.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Gunung Selandia Baru, ilustrasi
Foto: Wallpaperzzz.com
Gunung Selandia Baru, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Gunung berapi yang berada di pantai timur Pulau Utara Selandia Baru meletus. Gumpalan abu menyelimuti udara dan daratan yang berada di sekitarnya.

Gunung tersebut berada di pulau Putih berjarak sekitar 50 km dari pantai timur Pulau Utara. Gunung berapi di pulau tersebut adalah salah satu yang paling aktif di Selandia Baru.

Baca Juga

Beberapa orang terluka dan yang lainnya dilaporkan hilang pada Senin (9/12) akibat letusan gunung tersebut. Sekitar 50 orang berada di sekitarnya ketika letusan dimulai sekitar pukul 02.11 malam waktu setempat. Polisi menyatakan, sebelumnya diduga sekitar 100 orang berada di dekatnya.

"Sejumlah orang dilaporkan terluka dan sekarang diangkut ke pantai," Perdana Menteri Jacinda Ardern.

Ardern menyatakan, operasi penyelamatan telah dimulai, meskipun masih terlalu dini untuk mengonfirmasi jumlah cedera atau kematian. "Itu tampaknya menjadi masalah yang sangat signifikan, terutama skala orang yang terkena dampak, pada tahap ini," ujarnya.

Banyak dari korban yang terkena dampak letusan gunung berani kemungkinan adalah turis. Menurut polisi, setidaknya beberapa korban terlihat sedang dibawa ke pantai terluka parah.

"Saya tidak yakin apakah orang-orang ini ada di pulau atau di dekat pulau itu, tetapi pasti ada satu kelompok di luar sana dan mereka pasti membutuhkan perawatan medis," kata wali kota kota pesisir terdekat Whakatāne Judy Turner.

Zona larangan terbang telah diberlakukan. Badan Manajemen Darurat Nasional mengatakan lingkungan sekitar pulau itu berbahaya karena letusan, abu yang jatuh dapat mempengaruhi beberapa daerah.

"Letusan berjangka pendek melemparkan abu setinggi sekitar 12.000 kaki (3.658 meter)," kata badan geosains Selandia Baru, GNS Science, dalam sebuah pernyataan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement