Selasa 10 Dec 2019 01:35 WIB

Kena Wabah Campak, Peti Mati Ukuran Bayi Dikirim ke Samoa

Dua lusin peti mati berjejer putih diangkut ke Samoa pada akhir pekan

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Christiyaningsih
Kena wabah campak, peti mati ukuran bayi dikirim ke Samoa (ilustrasi)
Kena wabah campak, peti mati ukuran bayi dikirim ke Samoa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY — Sukarelawan di kota Rotorua, Selandia Baru mempersiapkan dua lusin peti mati berjejer putih untuk diangkut ke Samoa pada akhir pekan. Negara kepulauan Pasifik itu mengalami wabah campak dengan angka kematian yang terus bertambah kini telah mencapai 70 orang.

Dilansir Reuters, peti mati terkecil yang dirancang untuk tubuh bayi didekorasi dengan kupu-kupu, aster, bintang, dan hati. Relawan telah menempatkan boneka beruang di setiap peti mati berukuran bayi.

Baca Juga

"Ini tidak mudah. Tidak ada yang siap kehilangan anak-anak sebanyak itu. Tidak ada rumah duka yang disiapkan untuk itu,” kata sukarelawan yang berbasis di Selandia Baru Tagaloa Tusani yang mengatur transportasi peti mati.

Pemerintah Samoa mengatakan penyakit sangat menular ini telah menyerang pulau Samoa yang paling rentan. Sebanyak 61 dari 70 korban merupakan anak-anak, Senin (9/12).

Campak telah menyebabkan kehancuran di Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, dan Ukraina. Kasus campak mulai muncul secara massal awal tahun ini di kota Auckland Selandia Baru.

Virus ini kemudian menyerang Samoa yang memiliki tingkat vaksinasi terendah di wilayah Pasifik. Sekarang ada hampir 4.700 kasus campak yang dilaporkan di populasi Pulau Samoa.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menggambarkan epidemi global sebagai ‘kekecewaan’ mengingat sebagian besar kematian terjadi pada anak-anak di bawah lima tahun yang belum divaksinasi. "Fakta bahwa setiap anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak merupakan kekecewaan dan kegagalan untuk melindungi anak-anak di dunia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreysus.

Didukung oleh pemerintah asing dan lembaga bantuan internasional, Samoa telah melakukan upaya vaksinasi. Menurut pemerintah kini telah mencakup hampir 90 persen orang yang memenuhi syarat.

Saat ini ada 16 anak yang sakit kritis dalam perawatan intensif di Samoa dan dua wanita hamil juga di rumah sakit. Kelompok internasional telah mengirimkan pasokan medis ke Samoa serta menyediakan dokter dan perawat untuk membantu memerangi penyakit ini.

Relawan di Rotorua, yang terletak di tenggara Auckland, biasanya membuat peti mati untuk keluarga Selandia Baru yang tidak mampu membelinya. Namun pembuat peti mati sukarelawan Ron Wattam mengatakan dia tidak pernah membayangkan mereka akan melayani untuk populasi penyakit sebesar ini.

"Peti mati berwarna putih dan putih di dalamnya. Semuanya dibuat sesuai standar pengurus yang sangat cocok," kata Wattam. "Setidaknya itu yang bisa kita lakukan,” tambahnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement