Selasa 10 Dec 2019 12:23 WIB

Banyak Turis Jadi Korban Letusan Gunung Berapi Selandia Baru

Turis dari sejumlah negara hilang dan terluka akibat erupsi gunung Selandia Baru.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Banyak Turis Jadi Korban Letusan Gunung Berapi Selandia Baru. Sejumlah turis mengabadikan erupsi gunung berapi di White Island, Selandia Baru, Senin (9/12).
Foto: Michael Schade via AP
Banyak Turis Jadi Korban Letusan Gunung Berapi Selandia Baru. Sejumlah turis mengabadikan erupsi gunung berapi di White Island, Selandia Baru, Senin (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, WHAKATANE -- Sebanyak delapan orang hilang dan diperkirakan meninggal dunia dalam peristiwa letusan gunung berapi di Selandia Baru. Data resmi pemerintah menyatakan, lima orang telah dinyatakan meninggal dunia dan sekitar 30 lainnya terluka, Selasa (10/12).

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, turis dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, China, dan Malaysia termasuk di antara yang hilang dan terluka, termasuk warga Selandia Baru. Dia mengatakan akan ada penyelidikan pemerintah atas insiden tersebut.

Baca Juga

"Kepada mereka yang kehilangan atau mencari keluarga dan teman, kami berbagi dalam kesedihan Anda yang tak terduga pada saat ini dan dalam kesedihan Anda," kata Ardern pada konferensi pers di Whakatane, sebuah kota di pantai timur daratan, sekitar 50 Km dari White Island.

Ardern mengatakan, penerbangan pengintaian tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan di Pulau Putih, pulau kecil tempat gunung berapi meletus. Saksi mata merinci, luka bakar mengerikan diderita oleh beberapa korban yang selamat.

Sebuah kamera kawah yang dimiliki dan dioperasikan oleh agen geologi Selandia Baru, GeoNet, menunjukkan satu kelompok orang berjalan menjauh dari lereng di dalam kawah hanya satu menit sebelum ledakan. Webcam lain menunjukkan ledakan yang melontarkan abu membumbung sekitar 3.658 meter ke udara.

"Sekarang jelas ada dua kelompok di pulau itu, mereka yang dapat dievakuasi dan mereka yang dekat dengan letusan," kata Ardern.

Tim penyelamat tidak dapat mengakses pulau itu karena tertutup abu abu. GNS Science, agensi geosains Selandia Baru, memperingatkan ada kemungkinan 50:50 letusan lain dalam 24 jam mendatang. Lubang gunung berapi terus mengeluarkan uap dan semburan lumpur.

Seorang pria Selandia Baru Geoff Hopkins, yang kelompok turnya baru saja meninggalkan pulau pada saat letusan, mengatakan, dia membantu menarik korban yang terluka kritis ke kapal. Banyak dari mereka yang selamat berlari ke laut untuk menghindari letusan.

"Mereka terbakar parah. Orang-orang memakai celana pendek dan kaus sehingga ada banyak kulit yang terbuka yang dibakar secara fatal," kata Hopkins kepada surat kabar NZ Herald.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, tiga warga Australia dikhawatirkan termasuk di antara korban meninggal dunia, dengan 13 di antara yang terluka. "Saya khawatir ada berita buruk yang akan datang," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement