Sabtu 07 Dec 2019 10:55 WIB

Israel Klaim Miliki Hak Lembah Yordan

Lembah Yordan terdiri atas sekitar 25 persen Tepi Barat dan sebagai wilayah strategis

Lembah Yordan
Foto: Republika
Lembah Yordan

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel memiliki hak penuh untuk menganeksasi Lembah Yordan di Tepi Barat. Bahkan, dia telah membahas untuk mengambil area itu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.

Netanyahu bersikeras itu adalah hak penuh Israel untuk melakukannya, kalau memang menginginkan hal itu. Israel mengatakan, daerah itu sangat penting bagi keamanan negara, memberikan lapisan perlindungan di sepanjang sisi timurnya.

Baca Juga

Pernyataan ini bahkan menentang Jaksa Kepala Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Fatou Bensouda. Dia memandang proses aneksasi oleh Israel dengan penuh keprihatinan.

Lembah Yordan terdiri atas sekitar 25 persen dari Tepi Barat dan dipandang sebagai wilayah strategis. Tempat ini pun menjadi salah satu dari sedikit area terbuka yang bisa dikembangkan oleh Palestina.

Sesuai paket solusi dua negara atau two state soultion, Palestina bercita-cita mendirikan negara sesuai batas sebelum Perang 1967. Wilayah tersebut meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat serta Yerusalem Timur menjadi ibu kota Negara Palestina kelak.

Dibahas dengan Pompeo

Netanyahu mengatakan, usulannya untuk mencaplok bagian strategis Tepi Barat telah dibahas dalam pertemuan tengah malam dengan Pompeo. Mereka juga setuju untuk bergerak maju dengan rencana perjanjian pertahanan bersama.

Perdana Menteri Israel ini menyebut, pertemuan selama satu jam 45 menit di Lisbon, Portugal, merupakan agenda penting untuk keamanan Israel. Secara khusus, dia mencatat, kemajuan yang mereka buat menuju pakta pertahanan bersama.

Kerja sama ini akan menawarkan jaminan lebih lanjut kepada Israel terhadap serangan di masa depan dari Iran. Netanyahu mengatakan, telah memberi tahu saingan utamanya, mantan panglima militer Benny Gantz tentang kemajuan dalam prakarsa ini.

Para pejabat pertahanan Israel serta Gantz telah menyatakan keprihatinan tentang perjanjian itu. Mereka menilai, keputusan tersebut dapat membatasi kebebasan Israel untuk beroperasi secara militer.

Di Lisbon, Netanyahu juga bertemu dengan Perdana Menteri Portugal Antonio Costa. Dia berterima kasih padanya karena mengadopsi definisi anti-Semitisme versi Holocaust Remembrance Alliance. Hal ini memperkuat pedoman untuk memasukkan beberapa bentuk kritik terhadap Israel sebagai bagian dari anti-Semitisme.

Peneliti Israel melaporkan, awal tahun ini serangan kekerasan terhadap orang-orang Yahudi di seluruh dunia melonjak secara signifikan. Pada 2018 menjadi jumlah terbesar yang dilaporkan orang Yahudi terbunuh dalam aksi anti-Semit dalam beberapa dekade. n dwina agustin/ap, ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement