Selasa 10 Dec 2019 18:54 WIB

Indonesia Kirim Delegasi ke Pertemuan ASEM TMMS di Hungaria

Dalam pertemuan itu dibahas digitalisasi dan dekarbonisasi dalam sistem transportasi.

Kementerian Perhubungan mengirimkan Delegasi untuk menghadiri pertemuan The Fifth Asia-Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM5) yang diselenggarakan di Budapest, Hungaria tanggal 9-11 Desember 2019.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Kementerian Perhubungan mengirimkan Delegasi untuk menghadiri pertemuan The Fifth Asia-Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM5) yang diselenggarakan di Budapest, Hungaria tanggal 9-11 Desember 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Kementerian Perhubungan mengirimkan Delegasi untuk menghadiri pertemuan The Fifth Asia-Europe Meeting Transport Minister Meeting (ASEM TMM5) yang diselenggarakan di Budapest, Hungaria tanggal 9-11 Desember 2019.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, bertindak selaku HoD Indonesia. Dia memimpin anggota delegasi yang terdiri dari Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Kawasan dan Kemitraan Perhubungan, Dr. Gede Pasek Suardika, Direktur Angkutan Jalan, Ahmad Yani, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, serta perwakilan dari Sub Sektor Perhubungan Darat, Laut, dan Udara, Perkeretaapian, serta Pusat Fasilitasi Kemitraan dan Kerjasama Internasional (PFKKI).

Dikatakan Budi, pertemuan ASEM TMM5 ini sebelumnya didahului oleh Transport Senior Officials Meeting (TSOM). Yaitu pertemuan level eselon 1 yang diselenggarakan pada, Senin (9/12), di mana Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Kawasan dan Kemitraan Perhubungan, Dr. Gede Pasek Suardika bertindak sebagai ketua delegasi.

photo
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, bertindak selaku HoD Indonesia saat menghadiri pertemuan ASEM TMMS di Hungaria. (Foto: Humas Ditjen Hubla)

Pertemuan TSOM ini, kata Budi, membahas tentang Budapest Declaration, yang mengangkat tema Digitalisasi, Dekarbonisasi dan Transportasi Berkelanjutan. “Budapest Declaration ini dibahas dan disetujui oleh menteri-menteri dari negara-negara Asia Eropa pada pertemuan ASEM TMM5,” ujarnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (10/12).

Turut hadir pada pertemuan dimaksud, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, menyampaikan, bahwa Deklarasi Budapest merupakan deklarasi komitmen yang dibuat oleh para Menteri yang bertanggung jawab di bidang transportasi pada Negara-negara Anggota ASEM, Komisi Uni Eropa (UE) dan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) tentang pentingnya digitalisasi dan dekarbonisasi dalam sistem transportasi, serta keberlanjutan jaringan transportasi di negara-negara Eropa dan Asia.

“Melalui deklarasi ini, negara-negara anggota ASEM, UE, dan ASEAN menegaskan komitmennya dalam mewujudkan orientasi strategis yang telah ditetapkan pada KTT ASEM ke-12 di Brussels, yakni melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan mengatasi perubahan iklim,” ujar Arif.

Melalui deklarasi ini juga ditekankan bahwa peningkatan konektivitas transportasi di Asia dan Eropa harus didukung oleh kolaborasi lintas sektoral dan multi-pemangku kepentingan di bidang sistem transportasi intermodal dan multimodal terpadu, yaitu penerbangan, maritim, kereta api dan transportasi jalan, dalam rangka membangun dan memperkuat kerja sama tanpa batas antara kedua benua.

Selain itu, perkembangan infrastruktur transportasi yang mendukung konektivitas, tentunya tidak lepas dari peran perkembangan teknologi dan inovasi di bidang digitalisasi, seperti sistem transportasi cerdas, layanan transportasi terintegrasi, kendaraan otomatis /otonom dan terhubung, serta e-navigasi. 

Untuk itu, Arif berharap, seluruh Mitra ASEM dapat memanfaatkan keuntungan penuh dari fenomena baru di masa depan dengan fokus prioritas pada interoperabilitas global dan netralitas teknologi.

“Negara kita sendiri sekarang tengah mengembangkan penerapan digitalisasi di beberapa sistem moda transportasi. Digitalisasi ini tidak hanya diterapkan pada infrastruktur, namun juga pada sistem transportasi, termasuk managemen dan operasionalnya harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi terkini,” ujar Arif.

Menurut Arif, deklarasi tersebut juga menekankan mengenai pentingnya mencapai sistem transportasi berkelanjutan melalui pengembangan konektivitas transportasi yang selamat, aman, efisien, dapat diandalkan, terjangkau, serta berwawasan lingkungan.

Penting juga untuk mengingat kembali komitmen dunia untuk mengimplementasikan climate action dengan cara mengurangi gas buang dan menciptakan inovasi-inovasi di sektor transportasi untuk mengurangi dampak gas buang tersebut terhadap iklim.

“Untuk itu, transportasi ramah lingkungan perlu dipromosikan guna mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan teknologi inovatif,” ucap Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement