REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pegawai pemerintah di daerah barat laut China menghadapi hukuman setelah foto mereka yang sedang membakar buku di depan perpustakaan viral. Hal itu memicu kekhawatiran di media sosial soal perusakan warisan budaya dan intelektual.
Dalam beberapa hari belakangan tangkapan layar dari sebuah artikel tentang pembersihan di perpustakaan nasional di Zhenyuan, daerah kecil di Provinsi Gansu, beredar di media sosial China, menunjukkan dua perempuan membakar apa yang tampak seperti tumpukan buku dan kertas.
"Perpustakaan membersihkan semua dan langsung menghancurkan buku-buku ilegal, publikasi agama, dan terutama buku dan artikel yang bias," kata artikel tersebut, yang media setempat katakan awalnya diunggah di situs perpustakaan, yang kini tak dapat diakses.
Melalui pernyataan pada Senin pemerintah daerah mengatakan akan dilakukan "penyelidikan mendalam terhadap pegawai tertentu, yang akan dimintai pertanggungjawaban secara serius," atas tindakan mereka.
"Pegawai tidak menyegel dan menghancurkan secara kolektif menurut aturan, tetapi malah membakar 65 buku ilegal di depan perpustakaan," katanya.
Pihaknya tidak menyebutkan hukuman apa yang bakal dihadapi pegawai bersangkutan atau penjelasan lebih lanjut soal buku yang dihancurkan.