REPUBLIKA.CO.ID
Oleh Dwina Agustin
Khawatir akan letusan susulan dari gunung berapi, tim pencari tidak dapat mendarat di White Island, Selandia Baru, Selasa (10/12). Delapan orang masih dilaporkan hilang, sedangkan enam orang dinyatakan tewas akibat letusan yang terjadi Senin (9/12).
Polisi menyatakan ragu akan dapat menemukan korban yang masih hidup. Korban yang terakhir ditemukan akhirnya meninggal dunia di rumah sakit. Ia termasuk satu di antara 30 orang yang sebelumnya dinyatakan selamat dalam letusan gunung berapi tersebut.
Anggota paramedis yang sempat melakukan penyelamatan, Russel Clark, mengatakan, White Island mirip bencana nuklir Chernobyl di Rusia. "Segalanya diselimuti abu putih," kata Russel Clark kepada TVNZ yang dikutip BBC.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyatakan, laporan dari pesawat pengintai menunjukkan tidak ada tanda kehidupan di White Island yang kini memutih tertutup abu vulkanis. Pulau tanpa penghuni itu menunjukkan terbakar parah akibat letusan. "Skala tragedi ini demikian parah," kata Ardern di parlemen. "Kepada mereka yang kehilangan anggota keluarga atau teman, kami menyatakan ikut berduka dan merasa sedih dan kami juga merasa terpukul."
Menurut polisi, ada 47 orang di White Island saat gunung berapi meletus pada Senin. Pulau tanpa penghuni tersebut menjadi daerah tujuan wisata terkenal. Polisi menginvestigasi mengapa ada orang yang diizinkan ke pulau tersebut. Padahal, tiga pekan sebelumnya ahli seismologi sudah memperingatkan ada kondisi vulkanis yang tidak biasa di White Island.
Lima orang meninggal dan puluhan orang dilaporkan hilang akibat erupsi gunung di White Island, Selandia Baru.
Sebuah kamera kawah yang dimiliki dan dioperasikan oleh agen geologi Selandia Baru, GeoNet, menunjukkan satu kelompok orang berjalan menjauh dari lereng di dalam kawah hanya satu menit sebelum ledakan. Webcam lain menunjukkan ledakan yang melontarkan abu membubung sekitar 3.658 meter ke udara.
"Sekarang jelas ada dua kelompok di pulau itu, mereka yang dapat dievakuasi dan mereka yang dekat dengan letusan," kata Ardern.
Sementara itu, seorang warga Selandia Baru, Geoff Hopkins, yang kelompok turnya baru saja meninggalkan pulau pada saat letusan, mengatakan, dia membantu menarik korban yang terluka kritis ke kapal. Banyak dari mereka yang selamat berlari ke laut untuk menghindari letusan.
"Mereka terbakar secara besar-besaran. Orang-orang memakai celana pendek dan kaus sehingga ada banyak kulit terbuka yang dibakar secara fatal," kata Hopkins kepada surat kabar NZ Herald.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, tiga warga Australia dikhawatirkan termasuk di antara korban meninggal dunia, dengan 13 orang di antara yang terluka. "Saya khawatir ada berita buruk yang akan datang," katanya. n reuters ed: yeyen rostiyani